Jumat 22 Nov 2024 06:29 WIB

BI: Neraca Pembayaran Kuartal II 2024 Surplus, Ketahanan Sektor Eksternal Terjaga 

NPI pada kuartal III 2024 mengalami surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 membaik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 membaik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 membaik sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Tercatat, NPI pada kuartal III 2024 mengalami surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, dari sebelumnya defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada kuartal II 2024. 

“Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Kamis (21/11/2024). 

Baca Juga

Denny mengatakan, dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari sebesar 140,2 miliar dolar AS pada akhir Juni 2024 menjadi sebesar 149,9 miliar dolar AS pada akhir September 2024. Angka itu setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ia menerangkan bahwa neraca transaksi berjalan mencatat penurunan defisit. Pada kuartal III 2024, neraca transaksi berjalan mencatat defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS (0,6 persen dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar 3,2 miliar dolar AS (0,9 persen dari PDB) pada kuartal II 2024. 

“Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga komoditas, di tengah impor yang tumbuh lebih tinggi sejalan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik,” jelasnya. 

Defisit neraca jasa menyempit didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden. Selain itu, peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang didorong oleh penerimaan remitansi turut mendukung kinerja neraca transaksi berjalan.

Denny melanjutkan bahwa surplus neraca transaksi modal dan finansial berlanjut. Neraca transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 6,6 miliar dolar AS pada kuartal III 2024, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar 3,0 miliar dolar AS pada kuartal II 2024.  

Investasi langsung membukukan peningkatan surplus, utamanya berasal dari penyertaan modal di sektor industri pengolahan, jasa kesehatan, serta transportasi, pergudangan, dan komunikasi, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional yang tetap terjaga. 

“Aliran masuk modal asing ke berbagai instrumen investasi portofolio juga meningkat seiring dengan imbal hasil investasi yang tetap menarik. Di sisi lain, investasi lainnya mencatat kenaikan defisit didorong meningkatnya penempatan investasi swasta pada berbagai instrumen finansial luar negeri,” jelasnya.

Denny menuturkan, ke depan, Bank Indonesia terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI, dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. 

“NPI 2024 diprakirakan tetap baik dengan defisit neraca transaksi berjalan terjaga dalam kisaran rendah sebesar 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB. Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan investasi langsung maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik,” tutupnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement