REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Pemprov Jawa Barat (Jabar) berkomitmen melatih seluruh tenaga pendidik menjadi guru penggerak. Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Herman Suryatman, memastikan pelatihan tersebut tak hanya bagi guru SMA, SMK, SLB yang menjadi kewenangan provinsi. Namun juga untuk semua guru pada jenjang SD dan SMP.
‘’Ini komitmen kami, yaitu pelatihan guru penggerak untuk semua guru di Jabar tanpa kecuali, mulai guru SD, SMP, SMA, SMK, SLB. Kami akan melakukannya secara swadaya,’’ ujar Herman, saat Rapat Koordinasi Refleksi dan Evaluasi Pendidikan, di salah satu hotel di Kabupaten Cirebon, Kamis (21/11/2024).
Komitmen pelatihan seluruh guru penggerak itu dicetuskan di akhir rapat koordinasi yang dihadiri oleh 27 Dinas Pendidikan se-Jabar. ‘’Ini salah satu tindak lanjut dari rakor evaluasi dan refleksi pendidikan, bukan basa-basi, tapi komitmen,’’ kata Herman.
Dalam pelaksanaan pelatihan itu, Pemprov Jabar akan menggandeng Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Besar Penjaminan Mutu. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui peran guru penggerak.
Herman mengatakan, tugas guru penggerak tidak hanya mengajar. Namun berperan pula sebagai motivator, penggerak, serta fasilitator dalam menumbuhkan semangat belajar siswa. ‘’Sehingga mereka mampu menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya,’’ katanya.
Selain itu, peningkatan mutu pendidikan di Jabar juga untuk mendukung Indonesia Emas 2045, dimana mereka akan menjadi aktornya. ‘’Ini semata-mata kami lakukan untuk anak cucu agar peradabannya jauh lebih baik daripada kami dan untuk menyiapkan Indonesia emas 2045,’’ kata Herman.
Sebelumnya, Pemprov Jabar telah memulai kick off pelatihan bagi 40.609 pendidik jenjang SMA, SMK, SLB menjadi guru penggerak pada Agustus 2024.