REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Desa Wisata Senteluk di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) diyakini memiliki potensi untuk menjadi model desa wisata berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan, mengatakan Program Desa Binaan Senteluk ini telah melibatkan 60 anggota masyarakat dari berbagai kelompok, seperti Pokdarwis, BUMDes, dan UMKM.
“Sebanyak 34 UMKM kini aktif terlibat dalam kegiatan yang diinisiasi Pelindo, mulai dari pelatihan hingga pengelolaan usaha di kawasan wisata,”kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Sebelumnya, Pelindo meresmikan Desa Wisata Senteluk di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai Desa Binaan. Peresmian ini menegaskan komitmen Pelindo dalam mendorong pengembangan pariwisata pelabuhan (port tourism) berkelanjutan di wilayah tersebut.
Dalam acara yang digelar di Pantai Tanjung Bias, Pelindo menandatangani prasasti Desa Binaan Senteluk serta Nota Kesepahaman (MoU) dengan pemerintah daerah setempat, yang menandai kerja sama untuk mendorong pengembangan pariwisata di desa wisata ini.
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman mengatakan, pengembangan Desa Wisata Senteluk merupakan bagian dari Program Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo.
Program ini fokus pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sejalan dengan bisnis perusahaan khususnya layanan bagi kapal pesiar melalui pengembangan destinasi tujuan wisata di sekitar Pelabuhan atau Port Tourism gin Desa Senteluk tidak hanya menjadi destinasi wisata yang berkembang, tetapi juga menjadi contoh desa yang mampu menjaga keseimbangan antara peningkatan ekonomi, penguatan sosial, dan pelestarian lingkungan serta dapat mendukung bisnis perusahaan.
Dalam implementasinya, lanjut Ihsanuddin, Pelindo merealisasikan sejumlah program diantaranya pemberdayaan masyarakat setempat. Menurutnya, berbagai pelatihan keterampilan telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Salah satunya adalah pelatihan pembuatan laporan keuangan dan tata kelola Bumdes serta pengelolaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di kawasan Tanjung Bias.
Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ardhy Wahyu Basuki menambahkan, Pelindo juga memberikan bantuan infrastruktur, seperti pembangunan gapura, pengembangan spot foto di Bukit Monceq, serta renovasi sarana toilet umum untuk menunjang kenyamanan wisatawan, serta mempromosikan eksistensi Program Port Tourism di Desa Senteluk.
BACA JUGA: AS-Israel Main Mata di Suriah dan Bangkitnya Pemberontak, Susul Gaza Lebanon?
“Kami mendukung pengembangan program edu-wisata madu Trigona, dan memfasilitasi digitalisasi Desa Senteluk, antara lain pengembangan website serta media sosial dan merenovasi Tourist Information Center Desa Senteluk sebagai alat promosi pariwisata.
Kepala Desa Senteluk, Muhammad Sajidin, menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pelindo. “Dukungan Pelindo membuka peluang yang lebih besar bagi desa kami untuk berkembang sebagai Desa Wisata yang tetap menjaga kelestarian alam,” ujarnya.