REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali pada Ahad menyatakan bahwa Suriah telah memulai "era baru" dalam sejarah negaranya menyusul eskalasi perang saudara yang mencapai Damaskus.
Al-Jalali menyatakan bahwa pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan kelompok oposisi yang telah memasuki Ibu Kota Suriah.
"Era baru telah dimulai dalam sejarah Suriah. Kami harap sebuah era pluralisme akan tiba," ucap PM Suriah kepada televisi Arab Saudi Al-Arabiya melalui saluran telepon.
Ia menyatakan, pemimpin kelompok oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang berkomunikasi dengan pihaknya berjanji tak akan ada pengekangan terhadap masyarakat di Damaskus.
Al-Jalali turut menyatakan bahwa dirinya dan 18 menteri kabinet Suriah lainnya telah membuat keputusan teguh untuk tetap bertahan di Damaskus dan tidak akan melarikan diri ke negara lain.
"Rakyat Suriah, saya ada di rumah dan saya tak berniat meninggalkannya kecuali dengan cara-cara damai," kata PM Suriah sebagaimana dikutip Al-Arabiya.
Al-Jalali menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan "siapapun pemerintah baru yang dipilih oleh rakyat Suriah".
Ia juga disebut meminta warga Suriah untuk tidak merusak properti negara.