REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdul Monem Annan mengatakan bahwa keruntuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah merupakan wujud perlawanan murni dari oposisi dan merupakan kehendak rakyat di negara itu.
"Jadi, memang yang terjadi di Suriah murni karena perlawanan yang diberikan oleh oposisi, dan ini adalah kehendak rakyat Suriah," kata Dubes Annan dalam sebuah acara diskusi yang dipantau secara daring, di Jakarta, Rabu.
Pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan peristiwa jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan gejolak yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Dia mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Suriah baru-baru ini tidak memiliki hubungan dengan eskalasi konflik yang terjadi di kawasan, yang mulai bergejolak pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Hamas menyerang Israel, disusul dengan serangan balik dari Israel ke Jalur Gaza, Palestina, dan meluas ke Lebanon dan Iran.
Dubes Annan menegaskan bahwa yang terjadi di Suriah merupakan wujud murni dari perlawanan oposisi dan rakyat Suriah terhadap rezim Bashar al-Assad, yang telah terlibat konflik dengan oposisi dan rakyatnya sendiri sejak 2011.
Lihat postingan ini di Instagram