Sabtu 14 Dec 2024 11:28 WIB

Di Balik Nama Abu Lahab, Akhir yang Tragis, dan Mengapa Disebutkan dalam Alquran

Abu Lahab dikenal kerap memusuhi Nabi Muhammad SAW

Surat Al-Masad atau Al Lahab
Foto: Republika/ Nashih Nashrullah
Surat Al-Masad atau Al Lahab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Abu Lahab merupakan salah satu sosok yang disebutkan dalam Alquran. Siapakah Abu Lahab dan mengapa Abu_Lahab dipanggil dengan nama ini dalam Alquran dan bukan dengan nama aslinya?

Abu Lahab sangat tampan, wajahnya sangat cerah dan tampan, sehingga pada zaman Jahiliyah mereka memanggilnya Abu Lahab, meskipun namanya Abdul Uzza. Wajahnya sangat merah, rupawan, dan jika dia marah, wajahnya menjadi merah seperti api. Jadi mengapa Alquran menyebutnya dengan julukannya, Abu Lahab, dan bukan dengan namanya?

Baca Juga

Pertama, karena Alquran tidak akan menyebut nama seorang hamba selain Allah, dan namanya adalah Abdul Uzza. Kedua, karena dia lebih terkenal dengan nama keluarganya daripada namanya.

Selain itu pula, Abu Jahal dijuluki Abu al-Hakam karena kearifan dan kebijaksanaannya, namun ketika dia kafir, dia disebut Abu Jahal, dan kearifan serta kebijaksanaannya tidak menyelamatkannya dari Allah SWT. Apakah hal ini memiliki makna bagi kita?

Abu Lahab memiliki tiga orang anak laki-laki yaitu Utbah, Mutaib, dan Utaibah. Dua yang pertama masuk Islam pada hari penaklukan Makkah. Namun, Utaibah tidak menjadi seorang Muslim. Umm Kultsum, putri Nabi Muhammad SAW, menikah denan Utaibah. Sedangkan saudara perempuan Umm Kultsum, Ruqayyah, menikah dengan Utbah.

Ketika Surat Al-Masad diturunkan terhadap Abu Lahab, dia berkata untuk anak-anaknya, “Kepalaku dari kepala kalian adalah haram! Dengan kata lain, aku tidak akan melihat kalian atau berbicara kepada kalian jika kalian tidak menceraikan putri-putri Muhammad, maka mereka pun menceraikannya.”

Ketika anak yang jahat itu yakni Utbah ingin pergi ke Syam bersama ayahnya, dia berkata, “Aku akan mendatangi Muhammad dan menyakitinya di dalam jiwa dan agamanya.”

BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?

Maka dia mendatanginya dan berkata, "Wahai Muhammad, aku kafir kepada bintang jika dia melayang-layang, dan kepada orang yang bergelantungan.” Dia lalu meludah di depannya dan menceraikan putrinya Ummu Kultsum.

Kemudin Rasulullah SAW mendoakannya dan berkata, “Ya Allah, berikanlah kepadanya salah satu dari anjing-anjing-Mu.” Saat itu juga Allah SWT mendatangkan singa itu memangsanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement