Senin 16 Dec 2024 12:47 WIB

Ratusan Sekolah di Jabar Telah Gunakan CBT untuk Penilaian Akhir Sekolah

Menggunakan CBT, risiko kecurangan akan tereliminir dengan fitur remote block.

Pakar pendidikan menilai CBT dalam ujian sekolah adalah keniscayaan
Foto: Dok Republika
Pakar pendidikan menilai CBT dalam ujian sekolah adalah keniscayaan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Praktisi pendidikan dan keamanan siber merespon baik kehadiran Learning Management System (LMS). Salah satunya Pijar Sekolah, yang menghadirkan aplikasi ujian sekolah dalam Penilaian Akhir Semester (PAS) pada pekan ini.

Agus Nggermanto (Paman Apiq), Youtuber literasi matematika kreatif mengatakan, keseharian mayoritas masyarakat Indonesia terkini senantiasa berdampingan dengan teknologi.Termasuk dalam proses pendidikan anak sekolah dasar, menengah, dan atas, baik negeri maupun swasta. Yang saat penyelenggaraan PAS tidak lagi menggunakan kertas untuk lembar soal ataupun menjawab ujian. Sekarang, semua sudah diwajibkan dilaksanakan secara digital baik menggunakan perangkat yang dimiliki sekolah ataupun gadget pribadi milik siswa.

Baca Juga

Berdasarkan data Pijar Sekolah, hingga September 2024 lalu, fitur CBT (Computer Based Test) sudah dipercaya lebih dari 200 sekolah di Jawa Barat (Jabar) dengan pengguna aktif siswa dan guru sebanyak hampir 100 ribu orang.

“Secara prinsip, teknologi digital termasuk dalam pembelajaran itu baik-baik saja. Memberi lebih banyak manfaat daripada kurangnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia pun sudah tidak bisa lepas dari teknologi,” ujar Agus yang memiliki 512 ribu pengikut di Aula Timur ITB, baru-baru ini.

PAS melalui CBT dengan Pijar Sekolah lebih memudahkan civitas pendidikan. Seperti adanya analisis butir soal yang dapat membantu guru memonitor dan menilai ujian. Hasil ujian dan nilainya bisa langsung muncul di aplikasi ujian sekolah online yang satu ini.

Risiko kecurangan pun tereliminir dengan fitur remote block. Karena ketika siswa membuka tab selain ujian, maka akan terblokir secara otomatis. Selain itu, guru juga bisa memilah soal mana yang perlu di-evaluasi pasca ujian.

Adapun yang harus jadi perhatian Pijar Sekolah, kata Agus, adalah memastikan siswa telah familiar dengan LMS kreasi PT Telkom itu, jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ujian. “Sebab, anak didik itu bermacam-macam karakternya sekalipun teknologi sudah tidak lepas dari mereka. Ada yang cepet nangkep, ada yang pelan-pelan. Nah, pastikan level literasi digital siswa terhadap penggunaan LMS saat PAS sudah bagus sebelum ujian diberikan agar tidak gagap,” katanya.

Paman Apiq mengatakan, kehadiran LMS sebetulnya tidak sekadar berfungsi saat ujian saja. Justru membantu sekolah dan siswa dalam proses belajar mengajar menjadi lebih adaptif. Seperti Fitur Tes Minat Bakat yang dimiliki Pijar Sekolah yang dapat membantu guru mengoptimalkan metode ajar sesuai dengan minat dan bakat anak didik.

“Ini adalah konsep ideal, bahwa PAS daring itu bisa menangkap semua potensi anak. Tidak hanya PAS yang bersifat kognitif,” katanya.

Budi Sulistyo, Senior Expert Cyber Security dari Lembaga Riset Telematika Sharing Vision mengatakan, PAS daring adalah kebutuhan tak terelakkan ketika generasi kekinian sehari-harinya sudah tak bisa lepas dari gadget. “Dan saya melihat dari sisi cyber security, aplikasi-aplikasi pendidikan itu umumnya aman karena tidak ada nilai perputaran uang langsung di dalamnya,” katanya.

Dari sisi penggunaan, orang tua siswa juga tidak perlu khawatir saat siswa menggunakan LMS dari Pijar Sekolah. Pijar Sekolah memprioritaskan keamanan siswa dan sekolah. Sehingga, semua pihak bisa memperoleh hasil obyektif dari aplikasi ujian sekolah online sesuai dengan kemampuan individu setiap siswa.

Sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk masa depan bangsa lebih cerdas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement