Rabu 18 Dec 2024 14:45 WIB

Perwira IDF Tewas Ketiban Gedung di Rafah

Sebanyak 13.500 tentara Israel terluka dalam agresi ke Gaza.

Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel membawa peti mati tentara Israel, saat pemakamannya di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 25 Oktober 2024. Israel akan menambah 600 makam lagi bagi tentara.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Sekitar 13.500 tentara Israel dilaporkan terluka dalam agresi di Gaza setahun belakangan. Sementara Jerusalem Post melaporkan bahwa seorang perwira Israel tewas di Rafah di selatan Gaza, IDF mengumumkan pada Selasa. 

Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel mengatakan lebih dari 13.500 perwira dan tentara terluka selama perang, dan sekitar 1.500 di antaranya terluka dua kali. Di antara tentara yang terluka terdapat 287 orang yang mengalami luka di kepala, 87 di antaranya serius, dan 10 orang menggunakan kursi roda, kata departemen pemerintah, menurut media Ibrani.

Baca Juga

Ditambahkannya, 37 persen tentara yang terluka menderita cedera anggota badan, sebagian besar cedera tulang. Sekitar 5.200 tentara menderita reaksi kesehatan mental, termasuk 3.350 tentara yang mengalami kecemasan, depresi dan kesulitan penyesuaian diri, serta 1.300 tentara terkena gangguan stres pasca-trauma.

Sedangkan seorang perwira dan seorang prajurit dilaporkan tewas di Rafah, selatan Gaza pada Selasa. Perkiraan awal menyebutkan bahwa insiden tersebut melibatkan runtuhnya bangunan tempat tentara tersebut berada. Selain itu, pada awalnya, IDF tidak mengatakan secara spesifik tentang bagaimana struktur tersebut runtuh, termasuk apakah itu disebabkan oleh serangan Hamas, namun kabar terbaru mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan serangan apapun.

Sebaliknya, pembaruan selanjutnya mengatakan bahwa seringnya pergerakan tank besar dan kendaraan lain di area tersebut dan fakta bahwa area tersebut kurang stabil sejak awal, menyebabkan keruntuhannya.

IDF mengatakan pihaknya masih menyelidiki mengapa tentara tersebut berada di dalam bangunan tersebut jika diketahui kurang stabil dan apakah seringnya pergerakan kendaraan dapat berdampak pada potensi runtuhnya bangunan lain.

Sejauh ini, upaya Israel memberangus pejuang Palestina di Gaza belum berhasil. Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dilaporkan telah berhasil merekrut ribuan pejuang baru di Jalur Gaza selama beberapa bulan terakhir. Hal ini memupus target Israel bahwa mereka bisa melenyapkan kelompok perlawanan tersebut.

Situs Israel Walla mengatakan bahwa para pejuang baru Hamas menerima pelatihan dari para pemimpin baru yang menyesuaikan mereka dengan pola tempur tentara Israel, dan bahwa mereka bertempur bersama para pemimpin militer yang belum berhasil dibunuh oleh Israel. Situs web Israel menambahkan, mengutip sumber-sumber militer, bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pejuang Hamas telah menjalani pelatihan dan membangun garis pertahanan melawan tentara Israel. 

Sumber tersebut menambahkan bahwa para pemimpin Hamas masih bekerja dengan cara yang tidak konvensional melawan pasukan tentara pendudukan di Gaza, dan menekankan bahwa Hamas telah menyesuaikan diri di beberapa wilayah di Jalur Gaza selatan dengan kondisi pertempuran melawan pasukan pendudukan. 

Juni lalu, koresponden militer untuk Radio Angkatan Darat Israel, Doron Kadosh, menerbitkan tweet yang membahas masalah rehabilitasi Hamas di tingkat militer, dan pada tingkat “mendapatkan kembali kendali atas badan eksekutif” pemerintah di Jalur Gaza.

Koresponden militer tersebut mengutip seorang anggota senior lembaga keamanan Israel yang mengatakan bahwa semua kader militer Hamas sedang memulihkan diri dan berusaha merehabilitasi diri mereka sendiri di seluruh Jalur Gaza. 

Pengeboman Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza terus berlanjut, bersamaan dengan terus dilakukannya pemboman dan peledakan terhadap rumah-rumah dan lingkungan pemukiman. Dengan dukungan mutlak Amerika, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 152.000 orang Palestina menjadi syuhada dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak. dan orang lanjut usia, dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement