Rabu 18 Dec 2024 22:31 WIB

Banyak Kasus Bunuh Diri, Dompet Dhuafa Gelar Talk Show Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah fondasi bagi kehidupan yang seimbang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini memberi sambutan dalam Mental Health Talk Show bertajuk Ibu Bahagia Anak Bahagia di Sasana Budaya Philanthropy Building, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini memberi sambutan dalam Mental Health Talk Show bertajuk Ibu Bahagia Anak Bahagia di Sasana Budaya Philanthropy Building, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa waktu terakhir terdapat banyak kasus bunuh diri dan pembunuhan di Indonesia karena gangguan kesehatan mental. Sebagai lembaga filantropi Islam yang konsen terhadap kesehatan masyarakat, Dompet Dhuafa menggelar Mental Health Talk Show bertajuk "Ibu Bahagia Anak Bahagia".

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini menjelaskan, kesehatan mental adalah fondasi bagi kehidupan yang seimbang.

Baca Juga

"Kesehatan mental sangat penting pada masa sekarang ini. Tekanan mental yang kadang dibarengi tekanan ekonomi dan tekanan sosial, ternyata melahirkan kasus-kasus kriminal dan tindakan yang tidak kita kehendaki," ujar Juwaini di Sasana Budaya Philanthropy Building, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).

Beberapa kasus yang terakhir ini, menurut dia, sekeluarga di Ciputat Timur, Tangerang Selatan melakukan bunuh diri yang korbannya yang korbannya berinisial AF (31 tahun), YL (28), dan AH (3). Jasad korban ditemukan pada 15 Desember 2024.

Pada 13 Desember lalu juga ada kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan sekeluarga di Kediri, Jawa Timur. Keluarga tersebut terdiri suami bernama Danang (31) ayah, Minatun (29), dan dua anaknya MNP (5) dan MRS (2).

"Yang meninggal yang dua tahun, yang bungsu yang meninggal karena meminum racun tikus di Kediri, Jawa Timur," ucap Juwaini.

Dua kasus tersebut diduga penyebabnya karena alasan pinjaman online (Pinjol). Kendati demikian, menurut dia, kasus tersebut juga menunjukkan adanya gangguan kesehatan mental.

Kemudian, kasus ketiga yang juga cukup mencengangkan, pada 30 November 2024 lalu ada seorang anak berusia 14 tahun di daerah Lebak Bulus membunuh ayah dan neneknya, dan juga nyaris membunuh ibunya. Diduga, pelaku mengalami stres karena persoalan pendidikan.

"Hanya karena stres persoalan pendidikan bisa membunuh dua orang tua, bahkan nyaris tiga orang tua," kata Juwaini.

Sebenarnya, menurut dia, kasus-kasus seperti itu memiliki daftar yang panjang sekali. "Itu hanya gunung es yang saya sebut itu, untuk menunjukkan betapa memprihatinkannya persoalan kesehatan mental kita saat ini," jelas dia.

Karena itu, menurut dia, kegiatan talk show ini juga merupakan bagian dari upaya Dompet Dhuafa untuk melakukan edukasi publik tentang kesehatan mental, sekaligus juga urun rembuk menyiapkan rencana yang mungkin bisa lakukan ke depan.

Dia menuturkan, Dompet Dhuafa selama ini memiliki sejumlah program yang fokus pada kesehatan mental dan memberikan layanan yang inklusif. Diantaranya adalah layanan konseling psikologi.

"Ini kami berikan untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan psikologis, baik dilakukan secara individu maupun keluarga," ujar Juwaini.

Kemudian, Dompet Dhuafa juga memiliki program kesehatan jiwa dan layanan kesehatan gratis. Program ini dilaksanakan melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa, yang sekaligus juga memberi layanan dukungan psikologis untuk pasien dan keluarga.

"Kemudian kegiatan edukasi dan sosialisasi, kami di Dompet Dhuafa juga sering mengadakan kegiatan edukasi dan kampanye kesehatan mental, berbentuk seminar, talk show, dan pelatihan," ucap Juwaini.

Tidak hanya itu, menurut dia, Dompet Dhuafa juga sering melaksanakan program pemulihan trauma pascabencana di beberapa lokasi bencana.

"Dan yang terakhir kami juga tentu saja memberikan dukungan kesehatan mental bagi generasi muda secara reguler melalui program seperti pendidikan karakter di sekolah-sekolah kami, yang kemudian di dalamnya juga kami memberikan pendidikan kesehatan mental," jelas Juwaini.

Di acara yang sama, Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengingatkan penggalan lirik lagu "Indonesia Raya", yakni "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya".

"Bangunlah jiwanya baru badannya. Jadi jiwa karakter nomor satu. Ini artinya penting," ujar Parni.

Jadi, menurut dia, yang harus bahagia tidak hanya ibu dan anaknya, tapi juga ayah dan kakek neneknya. Karena itu, dia pun mengajak kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk bekerjasama dalam membangun kesehatan mental atau jiwa masyarakat.

"Saya ingin mengajak kerja sama dengan Kemenkes dalam kesehatan jiwa dan mental. Silakan," ujar Parni.

Talk show ini juga menghadirkan beberapa narasumber, yakni Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Imran Pambudi, Psikolog Tri Swasono Hadi, Ketua Umum PP PDSKJI Agung Frijanto, Influencer Fairuz A. Rafiq, Head of CSR & Corporate Communication Paragon Suci Hendrina, dan GM Kesehatan Dompet Dhuafa Yenny Purnamasari.

Dalam acara ini, Dompet Dhuafa juga meluncurkan Rumah Konseling "Aku Temanmu". Melalui layanan ini, Dompet Dhuafa menyediakan layanan informasi, konsultasi gratis, dan edukasi kesehatan mental.

"Layanan ini terbuka untuk siapa saja yang membutuhkan," kata Yenny.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement