Kamis 19 Dec 2024 23:52 WIB

Masyarakat Diminta Waspadai Judol Berkedok Game Online

Banyak yang tak mengetahui judol yang berkamufase game online

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Judi online (ilustrasi). Ada beberapa cara menghentikan judi online.
Foto: Dok. www.freepik.com
Judi online (ilustrasi). Ada beberapa cara menghentikan judi online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka meminta masyarakat agar mewaspadai Judi Online (Judol) yang berkedok game online. Karena, menurut dia, hal ini sangat berbahaya.

Hal ini disampaikan Isyana saat meembuka kegiatan Edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga, bertempat di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga

"Kemendukbangga/BKKBN harus mengantisipasi bagaimana cara pencegahannya," kata Isyana dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/12/2024).

Selain itu, dia juga berpesan kepada masyarakat agar menghindari investasi ilegal dengan cara memastikan bahwa orang atau perusahaan yang menawarkan produk investasi sudah memiliki izin.

"Jangan tergiur dengan keuntungan janji yang tidak wajar. Yang paling penting, laporkan jika ada penghimpunan dana dan investasi yang mencurigakan,” ucap Isyana.

Dalam acara ini, Isyana menjelaskan, perubahan lingkungan strategis yang terjadi saat ini menuntut adaptasi dan inovasi, termasuk dalam pengelolaan keuangan keluarga.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Indeks Literasi Keuangan yang berada pada angka 65,4 persen dan Indeks Inklusi Keuangan sebesar 75,02 persen menunjukkan bahwa masih ada gap yang harus kita jembatani untuk mewujudkan keluarga yang cerdas finansial," ujar dia

Pada kesempatan ini, Isyana juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam upaya membuka wawasan masyarakat, khususnya keluarga dalam pengelolaan keuangan.

Menurut dia, Kemendukbangga/BKKBN telah mengambil langkah-langkah strategis dengan mengembangkan materi pengelolaan keuangan berbasis siklus. Bukan hanya ibu-ibu saja, melainkan anak-anak juga sudah mulai harus bisa diajarkan.

"Kita juga pastinya sering mendengar istilah sandwich generation, bagaimana keluarga-keluarga muda saat ini harus menghidupi anak-anaknya, tapi juga harus menghidupi orang tuanya yang tidak memiliki literasi keuangan, sehingga orang tua bergantung pada anak-anaknya,” jelas Isyana.

BACA JUGA: Terungkap Agenda Penghancuran Sistematis Gaza Hingga tak Dapat Dihuni dan Peran Inggris

Isyana menambahkan, di era teknologi dan digitalisasi dewasa ini tantangan yang dihadapi keluarga semakin kompleks. Kemendukbangga/BKKBN ingin agar para orang tua memiliki kemampuan finansial yang baik, sehingga tidak membebani anak-anaknya.

Hal senada juga disampaikan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera-Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Nopian Andusti. Dia pun berpesan kepada setiap keluarga mengelola keuangannya dengan baik.

“Apabila keluarga memiliki uang, maka uang yang ada jika dimanfaatkan dengan baik akan memberi kebermanfaatan bagi keluarga," kata dia.

photo
PPATK: Perputaran Judi Online Capai Rp 81 Triliun - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement