REPUBLIKA.CO.ID, SAN'A -- Kelompok bersenjata asal Yaman, Houthi, mengeklaim mampu menangkis serangan udara Amerika Serikat-Inggris terhadap negara tersebut pada Sabtu (21/12/2024).
Menurut pernyataan dari militer Houthi pada Senin (23/12/2024), operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan delapan rudal jelajah dan 17 pesawat tanpa awak. Seperti dilaporkan Al-Mayadeen, Houthi mengungkapkan, upaya tersebut menghasilkan pencapaian yang signifikan.
Pertama, pasukan Yaman berhasil menembak jatuh sebuah pesawat F-18, sementara kapal perusak musuh berupaya menghadapi pesawat tanpa awak dan rudal Yaman yang diluncurkan terhadap kapal induk tersebut bersamaan dengan agresi AS-Inggris terhadap negara tersebut.
Kedua, pernyataan tersebut mencatat, sebagian besar pesawat musuh mundur dari wilayah udara Yaman ke perairan internasional di Laut Merah dalam upaya untuk mempertahankan kapal induk USS Harry Truman, yang menjadi sasaran.
Ketiga, serangan yang dilancarkan oleh koalisi terhadap wilayah Yaman gagal. Sementara itu, Angkatan Bersenjata Yaman menandai kekalahan krusial bagi para agresor.
Keempat, USS Harry S. Truman, setelah menjadi sasaran berbagai serangan dari pasukan rudal, angkatan laut, dan angkatan udara, menarik diri dari lokasi sebelumnya di Laut Merah menuju perairan utara.
Houthi yang menegaskan keberhasilan mereka dalam menggagalkan agresi Amerika-Inggris, menegaskan kembali kesiapan mereka untuk menghadapi provokasi Amerika-Inggris-Israel lebih lanjut di masa mendatang.
Pernyataan tersebut diakhiri dengan peringatan keras yang ditujukan kepada pasukan Israel dan Amerika: "Angkatan Bersenjata Yaman memperingatkan musuh Israel dan Amerika agar tidak melakukan agresi terhadap Yaman dan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan menggunakan hak penuh mereka untuk membela Yaman dan terus mendukung rakyat Palestina hingga agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan dicabut."