REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Otoritas berwenang Brasil telah menghentikan pembangunan pabrik raksasa kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD. Penutupan itu dengan alasan para pekerja hidup dalam kondisi yang setara dengan 'perbudakan'.
"Lebih dari 160 pekerja telah diselamatkan di negara bagian Bahia di timur laut Brasil," demikian menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan Ketenagakerjaan Umum (MPT), Senin (24/12/2024).
Dilansir dari laman BBC, para pekerja diduga ditempatkan di lingkungan yang memprihatinkan. Paspor serta gaji mereka ditahan oleh perusahaan bangunan.
BYD mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan perusahaan yang terlibat dalam pembangunan pabrik tersebut. BYD tetap berkomitmen untuk mematuhi sepenuhnya undang-undang Brasil.
Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025, dan ditetapkan sebagai pabrik EV pertama BYD di luar Asia.
Para pekerja, yang dipekerjakan oleh Jinjiang Construction Brazil, tinggal di empat fasilitas di kota Camaçari. "Di salah satu fasilitas tersebut, para pekerja dipaksa tidur di tempat tidur tanpa kasur," demikian menurut jaksa penuntut.
View this post on Instagram