Senin 30 Dec 2024 05:30 WIB

Menag: Suka Cita Natal Kukuhkan Persahabatan Sejati antar Umat

Semakin lekat umat dengan ajaran agama dunia akan semakin damai dan rukun.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Agama Nasaruddin Umar (kiri) menyampaikan keterangan saat meninjau keamanan di Gereja Katedral, Jakarta, Selasa (24/12/2024). Peninjauan langsung tersebut guna memastikan rangkaian perayaan Natal berjalan lancar, aman, dan damai.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Menteri Agama Nasaruddin Umar (kiri) menyampaikan keterangan saat meninjau keamanan di Gereja Katedral, Jakarta, Selasa (24/12/2024). Peninjauan langsung tersebut guna memastikan rangkaian perayaan Natal berjalan lancar, aman, dan damai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar mengajak umat Kristiani untuk menjadikan Natal sebagai momentum mengukuhkan nilai-nilai persatuan dan toleransi dalam keberagaman bangsa. Hal tersebut diungkapkan Menag pada acara Natal Nasional 2024 yang digelar di Indonesia Arena, Gelora, Jakarta Pusat, Sabtu (28/12/2024).

"Natal tahun ini bukan sekadar perayaan spiritual. Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai suku, agama, dan budaya, yang menjadi kekayaan luar biasa. Natal menjadi pengingat bahwa kedamaian dan kasih Kristus tidak mengenal batasan perbedaan," ujar Nasar dalam keterangan persnya, Ahad (29/12/2024).

Baca Juga

Dia pun berharap, suka cita Natal dapat mengukuhkan persahabatan sejati di antara umat. "Karena persatuan dalam keberagaman tersebut menjadi fondasi hidup kita hingga sekarang dan berbagai momentum sukacita seperti natal niscaya dapat menghantar kita pada ikatan persaudaraan sejati antar manusia," ucap dia.

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini merasa bahwa setiap agama di negeri ini sanggup membangun kehidupan bersama yang rukun dan damai. Setiap umat beragama, apa pun agamanya telah memperlihatkan kehidupan yang rukun damai."Kunci kehidupan rukun damai dan tenggang rasa di negeri ini ialah moderasi beragama, suatu sikap kedewasaan cara beragama," kata menag. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement