REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua eks gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan untuk pertama kali tampil kembali bersama di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/12/2024). Kedua eks gubernur yang sempat bersitegang pada Pilpres 2017 itu bahkan akan membuat kejuatan.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ernesto Maraden Sitorus merasa wajar kalau pertemuan tersebut mengundang perhatian. Sebab massa pendukung Anies dan Ahok bak air dan minyak yang sulit bersatu.
"Pertemuan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota pantas kalau menyita perhatian publik. Hal itu disebabkan oleh perseteruan keduanya pada pilkada 2017 yang lalu membuat pendukung dan keduanya tidak bisa dipersatukan," kata Fernando kepada Republika, Rabu (1/1/2025).
Fernando mengamati mulai mencairnya hubungan Ahok dan Anies dapat terlihat sejak Pilkada Jakarta pada November 2024. Momen politik itu disebut mempersatukan keduanya dan pendukungnya. "Karena Anies dan Ahok sama-sama mendukung pasangan Pramono Anung - Rano Karno," ujar Fernando.
Oleh karena itu, Fernando menduga PDIP sebagai parpol tempat Ahok bernaung bisa saja memanfaatkan momentum ini. Apalagi PDIP dan Anies, kata ia, kini punya 'musuh bersama' yaitu 'Dinasti Mulyono'.
"Sangat mungkin PDI Perjuangan memanfaatkan kedekatan Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama untuk kepentingan memperkuat partai berlambang kepala banteng dalam politik nasional dan pemilu 2029," ujar Fernando.
View this post on Instagram
Pilpres 2029
Ikuti Whatsapp Channel Republika