REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Banjir melanda empat desa di Kabupaten Cirebon, Rabu (15/1/2025) malam hingga Kamis (16/1/2025). Ratusan rumah warga beserta areal persawahan dan fasilitas umum pun terdampak.
Kepala Pelaksana Badna Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menjelaskan, keempat desa yang dilanda banjir itu, yakni Desa Arjawinangun, Blok Kebon Pring Kidul dan Blok Posong, Kecamatan Arjawinangun. Banjir mulai datang pada Rabu (15/1/2025) pukul 19.30 WIB.
Selain itu, banjir juga terjadi di Desa Bojong Kulon, Blok Kranca dan Blok Karang Tunggal, Kecamatan Gegesik; Desa Bunder Blok BTN, Tumaritis dan Sabrang Wetan, Kecamatan Gegesik serta Desa Bayalangu Kidul Blok 1, 2, 3 dan 5 Kecamatan Gegesik. “Di ketiga desa yang masuk wilayah Kecamatan Gegesik itu banjir mulai terjadi pada Kamis (16/1/2025) sekitar pukul 02.30 WIB,” ujar Deni kepada Republika, Kamis (16/1/2025) malam.
Deni merinci, di Desa Arjawinangun, ketinggian banjir di kisaran 20-110 centimeter. Dampaknya, banjir merendam 55 unit rumah warga, kantor kecamatan, Kantor Pos Damkar Arjawinangun dan sawah. Di Desa Bojong Kulon, ketinggian banjir mencapai 20-100 centimeter. Banjir merendam 84 rumah dan sawah.
Di Desa Bunder, ketinggian banjir mencapai 20-70 centimeter dan merendam 291 rumah dan sawah. Sedangkan di Desa Bayalangu Kidul, tinggi muka air di kisaran 20-90 centimeter dan merendam 180 rumah, 59,5 hektare sawah dan SDN 1 Bayalangu Kidul. “Total jumlah rumah yang terdampak banjir sebanyak 610 rumah yang dihuni oleh 768 kepala keluarga (KK) atau 2.271 jiwa,” kata Deni.
Deni memastikan, meski rumah warga terendam banjir, namun mereka tidak ada yang mengungsi. Semuanya tetap tinggal di rumah masing-masing.
Deni menerangkan, banjir yang melanda empat desa tersebut diawali hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam durasi waktu yang lama sehingga membuat sungai meluap. Kondisi itu diperparah dengan adanya sedimentasi dan penyempitan gorong-gorong. “Untuk saat ini banjir sudah surut,” katanya.