REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Workshop bertajuk Safe Place for All dengan tema ‘Berani Bicara Selamatkan Sesama’ yang diinisiasi Bareskrim Polri dan SSDM Polri digelar di Pendopo Kabupaten Indramayu, Kamis (6/2/2025). Kegiatan itu dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan.
Di antara tokoh yang hadir adalah Dir Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nurul Azizah dan para pejabat kepolisian lainnya, termasuk Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo. Tak ketinggalan, perwakilan Pemkab Indramayu, kepala dinas pendidikan, ketua PKK, hingga perwakilan masyarakat, pelajar, dan LSM turut meramaikan kegiatan tersebut.
Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo menyampaikan, acara itu adalah bagian dari upaya besar untuk menciptakan ruang aman bagi semua. Hal tersebut terutama bagi perempuan dan anak-anak, yang rentan menjadi korban kekerasan atau perdagangan manusia.
“Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat kapasitas aparat penegak hukum, dan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mencegah serta menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga perdagangan orang,” katanya.
Ia mengungkapkan, kerja sama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan. “Kita harus bekerja bersama, mulai dari keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, dunia usaha, hingga pemerintah di berbagai tingkatan,” ujar Ari.
Ari juga memperkenalkan sejumlah program inovatif yang sudah dijalankan oleh Polres Indramayu. Salah satunya adalah call center “Lapor Pak Polisi” di nomor 081999700110. Melalui layanan itu, masyarakat bisa dengan mudah melaporkan berbagai permasalahan/ kasus, termasuk kekerasan dan eksploitasi.
Selain itu, ada pilot project Desa Aman Anak, program yang bertujuan melindungi anak-anak dari berbagai bentuk eksploitasi dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.
“Kami juga membentuk tim trauma healing untuk memberikan pertolongan psikologis awal kepada korban kekerasan atau mereka yang mengalami krisis,” kata Ari.
Dalam acara itu, Dir Tipid PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nurul Azizah, juga menyampaikan pentingnya sinergi antara berbagai pihak untuk menangani masalah perdagangan orang dan kekerasan terhadap perempuan serta anak.
Menurutnya, penanganan masalah itu tak bisa dilakukan satu pihak saja. “Sinergi adalah menghormati perbedaan, memahami tugas dan fungsi masing-masing, serta bekerja sama dengan cara yang kreatif,” katanya.
Workshop itupun tak hanya sekadar acara formal. Kegiatan tersebut memberikan pesanbyang sangat jelas bahwa setiap orang bisa berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak. Bagi yang hadir, acara itu menjadi pengingat untuk berani bicara dan mengambil tindakan jika melihat ketidakadilan di sekitar mereka.
“Semoga semangat dari Indramayu ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Karena, seperti yang dikatakan Kapolres. Dengan kerja bersama yang sinergis, kita bisa selamatkan sesama,” katanya.