Jumat 14 Feb 2025 07:04 WIB

Survei Terbaru: Mayoritas Warga AS Tolak Rencana Trump Ambil Alih Gaza

Survei digelar oleh Data for Progress.

Presiden Donald Trump menyambut Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih, Selasa, 11 Februari 2025, di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Donald Trump menyambut Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih, Selasa, 11 Februari 2025, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 64 persen warga Amerika Serikat (AS) menentang usulan Presiden Donald Trump agar AS "mengambil alih" atau "menguasai" Jalur Gaza dan mengubahnya menjadi apa yang dia sebut sebagai "Riviera of the Middle East." Hal itu diketahui dari survei terbaru.

Sebagian besar responden survei menyatakan penolakan keras, dengan 47 persen mengatakan mereka "sangat" menentang rencana tersebut dan 17 persen mengatakan mereka "agak" menentangnya, menurut jajak pendapat yang dilakukan badan strategi sekaligus firma jajak pendapat Data for Progress.

Baca Juga

Di antara pemilih Demokrat, 85 persen menentang gagasan tersebut, sementara 43 persen dari Partai Republik menentangnya. Sementara itu, 46 persen responden dari Partai Republik mendukung usulan tersebut. Jajak pendapat yang melibatkan 1.200 responden di seluruh AS tersebut menguraikan bahwa rencana tersebut akan melibatkan "pemindahan paksa" sekitar 1,8 juta warga Palestina yang saat ini tinggal di Gaza ke negara-negara tetangga.

"Mayoritas pemilih menentang AS mengambil alih kendali atas Gaza dan menggusur penduduk Palestina," kata Data for Progress dalam temuannya.

Usulan Trump untuk memindahkan paksa warga Palestina, yang telah ditolak secara luas oleh warga Palestina dan dunia Arab dan Muslim yang lebih luas, muncul di tengah perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari. Gencatan tersebut menghentikan serangan Israel selama 15 bulan, yang telah menewaskan lebih dari 48.200 orang dan menghancurkan daerah kantong itu.

Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama bertahun-tahun, yang secara efektif mengubahnya menjadi penjara terbuka terbesar di dunia. Hampir 2 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi secara paksa sejak dimulainya perang, yang terjadi setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, sementara mereka juga menghadapi kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.

 

sumber : Antara, Anadolu-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement