Rabu 19 Feb 2025 17:43 WIB

Indonesia Economic Summit 2025, Langkah Nyata Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan

IES 2025 berfokus pada dua topik utama.

Indonesia Economic Summit.
Foto: Dok. Web
Indonesia Economic Summit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia Economic Summit (IES) 2025 resmi dibuka di Jakarta dengan dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari 48 negara. Forum ini diselenggarakan oleh Indonesian Business Council (IBC) dan menghadirkan 100 pembicara dari berbagai sektor.

Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, menegaskan bahwa IES 2025 berfokus pada dua topik utama, yakni pertumbuhan ekonomi (growth) dan kesejahteraan (prosperity). Ia berharap forum ini bukan sekadar ajang diskusi, tetapi dapat menghasilkan aksi nyata.

"Kami ingin memastikan bahwa diskusi di IES 2025 melahirkan dampak signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Arsjad. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif.

Chief Executive Officer IBC, Sofyan Djalil, mengatakan IES 2025 menjadi momentum bagi sektor swasta untuk memperkuat kontribusi mereka. Menurutnya, kebijakan publik yang pro-investasi sangat penting dalam menciptakan daya saing yang lebih kuat.

"IES 2025 menjembatani pemimpin bisnis, ahli ekonomi, dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan," kata Sofyan.

COO IBC, William Sabandar, menjelaskan bahwa forum ini membahas berbagai tantangan dan peluang ekonomi di tengah perubahan geopolitik global. Beberapa topik utama yang diangkat meliputi prioritas ekonomi, kebijakan moneter, industri manufaktur, dan strategi perdagangan global.

Salah satu pembicara, Co-founder ParagonCorp sekaligus anggota IBC, Salman Subakat, menegaskan pentingnya kebijakan yang mendorong sektor manufaktur. Ia menyebut industri ini memiliki peran besar dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kebijakan yang tepat akan membantu sektor bisnis berkembang dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas," ujar Salman.

IES 2025 juga menghasilkan komitmen konkret melalui penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU). Kesepakatan ini melibatkan pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga internasional dalam mendukung proyek strategis.

Salah satu proyek unggulan yang diumumkan adalah pembangunan pusat energi terbarukan di Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, program pelatihan vokasi juga diluncurkan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal.

Forum ini diharapkan menjadi katalisator bagi kebijakan yang lebih progresif. Dengan pendekatan kolaboratif, IES 2025 diyakini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan.

Arsjad Rasjid menutup acara dengan optimisme bahwa hasil diskusi di IES 2025 akan segera diimplementasikan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil membawa manfaat nyata bagi perekonomian nasional," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement