Kamis 27 Feb 2025 08:49 WIB

Pertamax ‘Oplosan’, Ini Peringatan Keras Rasulullah SAW untuk Elite yang Tipu Rakyat

Rasulullah

Pengendara mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW memberikan peringatan keras terhadap siapapun pemimpin yang melakukan tipu daya terhadap rakyatnya. Termasuk dalam kasus manipulasi bahan bakar minyak (BBM) research octane number (RON) 90 yang dipasarkan menjadi RON 92 oleh anak perusahaan Pertamina memicu kemarahan publik.

Rasulullah SAW mengingatkan sebagai berikut:

Baca Juga

عن معقل بن يسار رضِي الله عنه أن رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم قال: "ما من عبدٍ يستَرعِيه الله رعيَّة، يموت يوم يموت وهو غاشٌّ لرعيَّته؛ إلا حرَّم الله عليه الجنة

Dari Ma'qil bin Yasar RA-, Rasulullah SAW, "Tidaklah seorang hamba yang dipercayakan oleh Allah untuk mengurusi rakyat, lalu ia mati pada hari kematiannya dalam keadaan tidak jujur kepada rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkannya dari surga." (HR Bukhari dan Muslim)

Imam al-Nawawi, dalam Syarh Shahih Muslim, mengutip pernyatan Imam Qadi al-‘Iyadh menjelaskan akna ayat ini adalah peringatan bagi kaum Muslimin agar tidak menipu orang yang telah Allah berikan amanah kepada mereka dalam sebagian urusan, mempercayakannya kepada mereka dan mengangkatnya untuk kemaslahatan mereka dalam agama dan dunia.

Jika dia mengkhianati apa yang telah diamanahkan kepadanya, baik dengan cara lalai dalam menyampaikan agama dan mengajak mereka kepada agama, maupun dengan cara lalai dalam melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya, seperti menjaga dan membela hukum-hukumnya, Nabi SAW telah memperingatkan bahwa hal itu termasuk dosa besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari surga.

Imam al-Munawi dalam Faidh al-Qadir menjelaskan jika dia tidak memberi nasihat dalam apa yang telah diamanahkan kepadanya, atau jika dia lalai dalam menegakkan batas-batas, memulihkan hak-hak, menjaga lingkungan, memerangi musuh, menjaga syariat, dan mengusir orang-orang sesat dan Khawarij, maka dia termasuk dalam peringatan yang keras dan bermanfaat ini.

"Ini adalah salah satu dosa terbesar yang dikeluarkan dari surga, dan dengan mengatakan pada hari kematian, maksudnya adalah tobat sebelum kematian itu bermanfaat," tulis dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement