Jumat 28 Feb 2025 05:47 WIB

Dedi Mulyadi Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cianjur karena Kirim Siswa Study Tour ke Bali

Kepala SMAN 1 Cianjur bisa dicopot permanen jika nanti ditemukan pelanggaran berat.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi didampingi Erwan Setiawan dan Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa menyampaikan keterangan pers usai serah terima jabatan Gubernur Jabar di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/2/2025). Kepemimpinan Jabar resmi dijabat oleh Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2025-2030 dengan mengedepankan visi Jabar Istimewa, Kampung Diurus Kota Ditata.
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi didampingi Erwan Setiawan dan Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa menyampaikan keterangan pers usai serah terima jabatan Gubernur Jabar di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/2/2025). Kepemimpinan Jabar resmi dijabat oleh Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2025-2030 dengan mengedepankan visi Jabar Istimewa, Kampung Diurus Kota Ditata.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menonaktifkan Kepala SMAN 1 Cianjur berinisial AS karena memberangkatkan siswa study tour ke Bali. Jika nantinya ditemukan pelanggaran berat, AS akan diberhentikan permanen dari jabatannya dan ditugaskan menjadi guru biasa di sekolah di Jabar.

Ia menuturkan, pihaknya telah menurunkan tim inspektorat ke SMAN 1 Cianjur dan disimpulkan Kepala SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan. Selanjutnya akan mendalami terhadap kegiatan dan pengelolaan uang di sekolah.

Baca Juga

"Hasil pemeriksaan Kepala SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan sementara karena kami harus melakukan pendalaman terhadap berbagai kegiatan dan pengelolaan keuangan di SMAN 1 Cianjur," kata dia seperti dikutip dari laman Instagram miliknya.

Dedi mengatakan pemeriksaan juga akan dilakukan di SMA dan SMK lainnya di seluruh Provinsi Jawa Barat. Pihaknya ingin mendapatkan rekomendasi yang objektif untuk kepentingan dunia pendidikan.

"Apabila kepala sekolah ditemukan kesalahan berat dan tidak bisa ditoleransi maka kami akan putuskan diberhentikan permanen dan selanjutnya akan ditugaskan menjadi guru biasa di seluruh sekolah di Provinsi Jabar," ungkap dia tegas.

Dedi menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersungguh-sungguh membenahi pendidikan di Jawa Barat, meringankan pembiayaan yang dikeluarkan oleh orang tua. Hal itu dilakukan karena Pemprov Jabar sudah mengeluarkan  uang puluhan triliun.

"Tetapi kalau di sekolah masih ada pembebanan biaya yang tinggi itu artinya bahwa subsidi puluhan triliun yang diberikan tidak ada maknanya," kata Dedi.

Dedi pun mengimbau orang tua tegas kepada anak dan tidak memanjakannya. Selain itu, ke depan anak anak mulai belajar investasi dengan cara menabung sehingga ke depan dana tersebut dapat membantu orang tua.

"Hari ini banyak orang tua yang lemah dan kalah oleh anak anaknya," kata dia.

Ia menambahkan kegiatan sekolah seperti kenaikan kelas, kelulusan dan perpisahan foto tidak dilarang. Namun, Dedi mengharapkan kegiatan tersebut digelar di sekolah secara bergotong royong.

"Mari membangun pendidikan berkarakter di Jabar, siswa anak menjadi tangguh bisa memenangkan persaingan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement