REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, sebanyak 40.000 orang telah dipaksa mengungsi dari rumah mereka di wilayah pendudukan Tepi Barat, seiring dengan berlanjutnya operasi militer Israel.
"Saya ingin menyoroti pernyataan Philippe Lazzarini, kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina/UNRWA, yang mengatakan bahwa lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas sejak operasi pasukan Israel dimulai lima pekan lalu di Tepi Barat," ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers, Rabu (26/2/2025) waktu setempat.
Dujarric menambahkan bahwa "penghancuran infrastruktur publik, perataan jalanan dengan buldoser, serta pembatasan akses kini menjadi hal yang lumrah" terutama di bagian utara wilayah yang diduduki.
Dia menekankan bahwa sekitar 40.000 orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, terutama dari kam-kamp pengungsi di wilayah utara."Kemarin, pasukan Israel melakukan penggerebekan selama 14 jam di Kota Nablus, yang menyebabkan satu korban jiwa dan sejumlah orang terluka," lanjut Dujarric.
Dalam operasi tersebut, pasukan penjajah Israel menutup pos-pos pemeriksaan di sekitar Nablus sehingga membuat banyak orang terjebak selama beberapa jam, kata Dujarric.
"Kami menegaskan kembali bahwa dalam penegakan hukum, penggunaan kekuatan yang berpotensi menyebabkan kematian hanya boleh digunakan jika benar-benar tidak dapat dihindari untuk melindungi nyawa atau mencegah cedera serius," tambahnya.