REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas masih terus dalam tren kenaikan. Kondisi perang dagang yang semakin memanas menjadi pemicu harga emas naik karena dinilai sebagai aset safe haven.
Harga emas Antam pada Rabu (5/3/2025) kembali melejit menjadi Rp 1.709.000 per gram. Sementara, harga jual kembali atau buyback-nya mencapai Rp 1.558.000 per gram.
Hanya butuh dua bulan lebih sedikit, harga beli logam mulia Antam tersebut sudah naik 12 persen dari Rp 1.524.000 per gram pada awal Januari 2025.
Dilansir dari Reuters, harga emas dunia mengalami peningkatan didorong oleh melemahnya dolar ASharga emas dunia mengalami peningkatan didorong oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe haven. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya konflik perdagangan menyusul pemberlakuan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump.
Harga emas spot naik 0,6 persen secara harian menjadi 2.911,88 dolar AS per ons. Emas batangan telah naik hampir 11 persen sepanjang tahun ini dan mencapai rekor tertinggi yakni 2.956,15 dolar AS pada tanggal 24 Februari 2025.
"Penerapan tarif membawa ketidakpastian yang tinggi ke pasar, dan produk aset safe haven seperti emas dan perak terus berjalan dengan baik," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Dolar telah tertekan terhadap beberapa mata uang utama lainnya, sehingga hal itu juga mendukung," tambahnya.
Tarif baru Trump sebesar 25 persen atas impor dari Meksiko dan Kanada mulai berlaku. Ia juga menggandakan bea masuk atas barang-barang China menjadi 20 persen. China langsung membalas dengan tarif tambahan sebesar 10 persen-15 persen atas impor tertentu dari AS mulai 10 Maret dan serangkaian pembatasan ekspor baru untuk entitas-entitas AS yang ditunjuk.
Kanada membalas dengan tarif sebesar 25 persen atas impor AS senilai 30 miliar dolar Kanada yang berlaku langsung pada hari Selasa (4/3/2025).