REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Peristiwa pembegalan yang dialami seorang pengendara mobil di daerah Cangkorah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pekan lalu dan viral di media sosial ternyata palsu.
Dalam informasi yang beredar sebelumnya, foto korban bercucuran darah dari kepalanya mengundang reaksi publik sampai akhirnya polisi bergerak menyelidiki. Ia mengalami luka di bagian kepala karena dihantam balok oleh dua pelaku tersebut. Pengemudi pria tersebut mengaku uangnya sebesar Rp 6 juta dibawa begal.
Berdasarkan keterangan korban pada anggota Polsek Batujajar yang mendatanginya, saat itu ia sedang dalam perjalanan pulang dari Bandung ke rumahnya di Batujajar. Setibanya di lokasi kejadian, ia dipepet dua orang menaiki sepeda motor. Seketika dua orang itu membuka pintu mobilnya yang tak dikunci, lalu membawa kabur uang sebesar Rp6 juta.
Namun setelah dilakukan penyelidikan, polisi mencium kejanggalan dari pengakuan korban, sebab setelah mengecek TKP tak ada satupun saksi mata yang melihat telah terjadi pembegalan di lokasi yang dimaksud oleh korban yang diketahui bernama Dinar. Dia akhirnya mengaku aksi itu hanya akal-akalannya.
"Kemudian kami dalami lagi akhirnya korban ini mengaku bahwa ia telah berbohong soal aksi pembegalan yang dialaminya," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Niko Nurallah Adi Putra saat dikonfirmasi, Rabu (23/4).
Niko mengatakan, pria tersebut membuat skenario telah dibegal lantaran telah menghabiskan uang Rp 6 juta milik istrinya untuk bermain judi online alias judol. Uang tersebut ludes tak bersisa, sementara dia kebingungan mencari alasan kepada istrinya.
Sehingga, akhirnya dia membuat peristiwa seolah-olah jadi korban pembegalan. "Jadi uang itu memang diminta oleh istrinya untuk diambil, ternyata oleh yang bersangkutan dipakai bermain judi online. Uangnya habis, sementara dia bingung mencari alasan kemana uangnya. Akhirnya dia mengarang cerita menjadi korban pembegalan," kata Niko.
Menurut Niko, telah memanggil yang bersangkutan untuk datang ke Mapolres Cimahi. Kemudian membuat video klarifikasi atas cerita bohong soal aksi pembegalan tersebut. "Kemarin malam sudah kami panggil, kami periksa juga. Akhirnya kami minta yang bersangkutan membuat video klarifikasi soal kebohongan yang dia buat untuk menutupi kesalahannya berujung pada keresahan masyarakat," kata Niko.