Ahad 04 May 2025 09:27 WIB

Nasihat Buya Hamka soal Aturan Haji

Jamaah haji harus menaati peraturan.

Rukun Haji (ilustrasi)
Foto: republika
Rukun Haji (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH --Seluruh Jamaah haji diharuskan taat terhadap ketentuan-ketentuan boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Jamaah haji dilarang menganggap sepele ketentuan itu sehingga mudah melanggarnya.

"Apabila kita sedang berada di Tanah Haram, baik di Makkah atau Madinah, kita diikat oleh satu peraturan yang tidak boleh dipandang enteng," kata Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar.

Baca Juga

Buya Hamka mengingatkan apabila diabaikan peraturan itu, ibarat aturan kita jalakan sesuka hati, berartilah kita memungkiri janji kita kepada Allah. Dan dalam ayat 2 Surah Al-Maidah ini terdapat kalimat Syaa'ir yang artinya ialah pilar-pilar keagamaan.

Ibnu Abbas menafsirkan dengan Manasik, yaitu Rukun Syarat Haji yang mesti dipenuhi. Misalnya memulai ibadat Haji dengan melekatkan pakaian Ihram dibatas perbatasan memulainya, yang dinamai Miqat. 

"Tidak boleh mencukur rambut, tidak boleh mendekati isteri selama belum selesai Wuquf di Arafah atau Mabit (bermalam) di Muzdalifah dan seterusnya," katanya.

Jika manasik haji selesai, barulah kita kata Prof Hamka bebas dari lingkungan Sya'air apabila kita telah melakukan Tahallul. Jika belun tahalut jamaah Haji masih dalam ikatan syariat yang harus ditaati

"Yaitu selesai semua rukun, lalu kita bercukur rambut dan menyembelih kurban (Hadyu)," katanya.

Prof Hamka menegaskan, sebelum rukun-rukun itu selesai, janganlah kita halalkan artinya janganlah kita jalankan aturan dengan semau-maunya saja. Maka hal itu sangat dilarang oleh Syariat yang telah ditetapkan Allah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : Dok Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement