Jumat 30 May 2025 14:50 WIB

Bahlil Komitmen Listriki 5.758 Desa, Target Rampung 2029

Program Lisdes digencarkan untuk wujudkan keadilan energi hingga ke pelosok.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Melalui Program Listrik Desa pemerintah menargetkan elektrifikasi untuk 5.758 desa dengan pembangunan pembangkit 394 megawatt dan penyambungan listrik ke sekitar 780 ribu rumah tangga.  (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Melalui Program Listrik Desa pemerintah menargetkan elektrifikasi untuk 5.758 desa dengan pembangunan pembangkit 394 megawatt dan penyambungan listrik ke sekitar 780 ribu rumah tangga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan komitmennya memberikan akses listrik bagi masyarakat dan desa yang belum teraliri listrik dalam lima tahun ke depan. Melalui Program Listrik Desa (Lisdes), pemerintah menargetkan elektrifikasi untuk 5.758 desa dengan pembangunan pembangkit berkapasitas 394 megawatt dan penyambungan listrik ke sekitar 780 ribu rumah tangga.

Program ini bertujuan memastikan seluruh warga, termasuk di pelosok, dapat menikmati layanan listrik selama 24 jam penuh. Bahlil menyebut tugas tersebut sebagai bagian dari amanat Presiden Prabowo Subianto dalam rangka menyukseskan Program Lisdes 2025–2029.

Baca Juga

“Perintah Presiden kepada kami adalah segera menginventarisasi dan membuat program terobosan dalam rangka memberikan akses listrik kepada desa-desa yang belum terlistriki,” kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Kamis (29/5/2025).

Ia menegaskan, energi bukan semata kebutuhan, tetapi juga peluang untuk mewujudkan pemerataan dan keadilan di seluruh Tanah Air. Untuk merealisasikan Program Lisdes, dibutuhkan investasi sekitar Rp 50 triliun.

“Upaya menyediakan akses listrik bagi desa yang belum terlistriki ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya bersama pemerintah guna mewujudkan energi yang berkeadilan,” ujarnya.

Menurut Bahlil, Lisdes adalah keharusan sekaligus tanggung jawab negara. Listrik merupakan salah satu hak dasar masyarakat, terlebih banyak desa terisolasi yang belum menikmati layanan listrik negara.

“Saya tidak ingin lagi ada anak-anak yang merasakan seperti saya dulu, tanpa penerangan listrik. Maka, sesuai arahan Bapak Presiden, di desa-desa yang belum ada listrik akan segera kita pasang. Program ini akan kita lakukan bertahap hingga selesai pada 2029,” ungkapnya.

Bahlil sempat menyinggung masa kecilnya di Maluku Tengah. Ia tumbuh tanpa akses listrik, hanya mengandalkan lampu pelita berbahan bakar minyak tanah.

“Saya adalah anak republik yang lahir tanpa listrik. Saya tumbuh dengan lampu pelita, bukan di rumah sakit, sekolah dasar saya pun tanpa listrik. Saat bangun pagi, kening saya sering hitam karena asap pelita,” kenangnya. Saat ini, ia juga menjabat Ketua Umum Partai Golkar.

Program Lisdes merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada PLN untuk melistriki seluruh pelosok desa melalui pembangunan jaringan distribusi. Hingga akhir 2024, sebanyak 83.693 desa dan kelurahan di Indonesia telah menikmati akses listrik.

Selain Lisdes, sejak 2022 hingga 2024, Kementerian ESDM juga telah menyalurkan 367.212 sambungan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) bagi rumah tangga tidak mampu, sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mewujudkan energi yang berkeadilan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement