Rabu 20 Jul 2011 14:54 WIB

Jika Mau Pasar Meningkat, BUMN Syariah Harus Ada

Rep: Citra Listya Rini/Sefti Oktarianisa/ Red: Didi Purwadi
Syafii Antonio
Foto: .
Syafii Antonio

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pertumbuhan perbankan syariah yang masih berkisar di angka 3,5 persen, membuat sejumlah pengamat menilai BUMN Syariah diperlukan. Konversi bank konvensional milik pemerintah menjadi BUMN Syariah diyakini bakal mampu meningkatkan pasar syariah Tanah Air.

Menurut pengamat ekonomi syariah Muhammad Syafii Antonio, jika hal ini dilakukan, pangsar pasar perbankan syariah bisa menembus hingga 20 persen. “Akan ada peningkatan minimal tujuh hingga delapan persen,” katanya.

Ia berujar, hal ini sudah kerap diutarakannya kepada regulator termasuk Bank Indonesia (BI). Sejumlah bank BUMN konvensional dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pernah diusulkan jadi perbankan syariah, antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), BTN (Bank Tabungan Negara), dan Bank Jabar Banten (BJB).

Namun sayangnya, hal ini belum diamini pemerintah. “Mungkin mereka pikir bank nasional harus men-service kebutuhan nasional. Padahal, ini seperti makanan halal yang bisa dinikmati bukan hanya Muslim tapi juga non-Muslim,” jelasnya.

Selain itu, ia berujar jika ingin maju, bank syariah juga harus menggencarkan iklan di media. “Anggaran iklannya harus besar,” katanya.

Hal ini juga dilakukan pemerintah Malaysia untuk mensosialisasikan perbankan syariahnya. Cara ini juga dimanfaatkan untuk memberi pemahaman masyarakat tentang apa sebenarnya industri ini dan pentingnya berekonomi sesuai syariat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement