REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR - Suku dinilai dapat menjadi alternatif untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Meskipun kebutuhan pembiayaan tinggi, pembangunan infrastruktur dapat lebih mudah mendapatkan dana segar lewat sukuk.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia, Projek Lebuhraya Usahasama Berhad (PLUS Berhad), telah melakukannya pada awal Januari ini. Perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan jalan tol tersebut menerbitkan sukuk hingga 30,6 miliar Ringgit Malaysia (RM). PLUS Expressway mengoperasikan 973 kilometer jalan tol yang menghubungkan antar kota di Malaysia.
Seperti dikutip dari Arabnews, penerbitan sukuk BUMN Malaysia tersebut diprediksi akan menjadi daya dorong bagi BUMN negara berkembang lain. Khususnya, BUMN yang bergerak dalam pengelolaan infrastruktur jalan. ''Mereka akan mencari alternatif pembiayaan untuk pembangunan dan program pemeliharaan jalan melalui sukuk,'' tulisnya.
Negara-negara dengan area luas seperti Arab Saudi, Turki, India, Afrika Selatan, Cina, Pakistan, dan lainnya juga membutuhkan pengembangan infrastruktur jalan. Sukuk dinilai dapat menjadi alternatif pembiayaan untuk kebutuhan tersebut. Apalagi, sifat pembiayaan sukuk mendasarkan pada model pendapatan yang adil dan inovatif.
Jarmo Kotilaine, ekonom dari NCB --bank investasi terbesar di Arab Saudi, mengatakan sukuk muncul sebagai alat pembiayaan jangka panjang. Karena itu, sukuk menjadi modal bagi proyek-proyek jangka panjang. “Ini menjadi daya tarik sukuk, “ ujar dia.