Kamis 07 Aug 2025 15:56 WIB

Insentif Rp 30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah 3T, IDI: Dokter Umum Harusnya Dapat Juga

Insentif itu hanya akan diberikan untuk dokter spesialis dan subspesialis.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Seorang balita menangis ketika diperiksa oleh dokter saat dilaksanakannya pengobatan gratis dalam kegiatan Ekspedisi Kas Keliling Pulau Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) di desa Menanga, Kabupaten Flores Timur, Pulau Solor, NTT, Kamis (8/11/2018).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang balita menangis ketika diperiksa oleh dokter saat dilaksanakannya pengobatan gratis dalam kegiatan Ekspedisi Kas Keliling Pulau Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) di desa Menanga, Kabupaten Flores Timur, Pulau Solor, NTT, Kamis (8/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bakal memberikan insentif Rp 30 juta per bulan untuk para dokter yang bertugas di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Namun, insentif itu hanya akan diberikan untuk dokter spesialis dan subspesialis.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto mengaku mengapresiasi kebijakan pemerintah pusat untuk memberikan insentif kepada dokter spesialis dan subspesialis. Namun, ia mempertanyakan alasan pemberian insentif hanya untuk dokter spesialis dan subspesialis.

Baca Juga

"Intinya apresiasi lah. Kedua, sayangnya kenapa hanya dokter spesialis? Dokter umum yang di garda terdepan kan harusnya dapat juga," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (7/8/2025).

Ia menilai, para dokter umum juga memiliki peran yang sangat penting di daerah terpencil. Menurut dia, sudah semestinya para dokter umum juga diberikan insentif oleh pemerintah pusat.

Slamet menambahkan, besaran insentif sekitar Rp 30 juta juga masih kurang untuk ukuran dokter spesialis dan subspesialis. Menurut dia, mestinya para dokter spesialis dan subspesialis yang bertugas di daerah 3T bisa mendapatkan insentif minimal Rp 100 juta.

"Paling enggak untuk hitungan kita, paling enggak dokter spesialis itu minimal 100 juta, tapi lumayan lah daripada enggak ada," ujar dia.

Selain itu, IDI juga mendorong pemerintah juga meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan di daerah 3T. Pasalnya, hal itu juga penting untuk menunjang pelayanan kesehatan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement