Sabtu 16 Aug 2025 11:28 WIB

Reza Rahadian: Kemerdekaan Harus Diiringi Pemerataan Hak Sipil

Menurut Reza manfaat kemerdekaan belum dirasakan secara merata.

Reza Rahadian
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Reza Rahadian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor sekaligus sutradara, Reza Rahadian menilai makna kemerdekaan tidak hanya berhenti pada pengakuan sejarah. Tetapi juga menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebebasan berpikir.

“Buat saya makna kemerdekaan itu sangat relate dengan pemenuhan hak-hak sipil. Kemudian juga bermakna atas kebebasan berpikir dan berpendapat,” ujar Reza, Jumat (15/8/2025).

Baca Juga

Reza menyampaikan, meskipun Indonesia secara historis telah merdeka sejak 17 Agustus 1945, pemerataan manfaat kemerdekaan masih menjadi tantangan.

“By default kita memang bangsa yang merdeka. Secara sejarah itu faktanya, tapi apakah pemerataan tentang kemerdekaan itu sudah bisa dinikmati oleh semua orang? Itu pertanyaan yang berbeda,” jelasnya.

Reza menilai setiap zaman memiliki tantangan dan pekerjaan rumah (PR) tersendiri untuk memperluas jangkauan kemerdekaan secara merata.

Dalam hal ini, peran pemerintah menjadi krusial untuk mendorong pemerataan tersebut di berbagai sektor. “Masih banyak pekerjaan rumah yang menurut saya setiap zaman akan memiliki PR-nya sendiri. Nah itu fungsi pemerintah untuk kemudian mendorong adanya pemerataan,” ujarnya.

Sebagai pelaku seni, Reza juga menyoroti pentingnya peran budaya dan kreativitas dalam mendukung kemajuan bangsa.

Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ia berharap dunia seni mendapatkan perhatian yang lebih serius, mengingat potensinya yang besar bagi pembangunan nasional. “Harapannya di bidang seni, ya tentu bagaimana agar seni bisa dilihat sebagai sesuatu yang sangat potensial untuk mendukung kemajuan bangsa ini,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement