Sabtu 16 Aug 2025 18:33 WIB

Target Kurs Rupiah Rp16.500 pada RAPBN 2026 Dinilai Terlalu Pesimistis 

Rupiah saat ini berada di kisaran Rp16.000 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Karyawan menghitung uang dollar di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menghitung uang dollar di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.865 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai libur Lebaran. Diketahui, penurunan nilai rupiah merupakan dampak dari kebijakan baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif balasan atau resiprokal terhadap ratusan negara. Trump telah mengumumkan tambahan tarif untuk produk impor asal sejumlah negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen yang mulai berlaku penuh per 9 April 2025. Sejumlah mata uang Asia turut melemah. Yuan China melemah 0,17%, rupee India melemah 0,71%, dolar Hong Kong melemah 0,04% dan ringgit Malaysia melemah 0,16%.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengkritisi target nilai kurs rupiah sebesar Rp16.500 per dolar AS yang ditetapkan Pemerintah dalam RAPBN 2026. Targetan tersebut dinilai terlampau pesimis, di tengah pergerakan rupiah saat ini yang tengah berada di posisi di sekitar Rp16.100 per dolar AS. 

“Kami melihat angka Rp16.500 masih terlalu pesimis. Karena faktanya, realisasi kurs di tahun lalu Rp16.162 per dolar AS, tahun ini data sampai kemarin (Jumat, 15 Agustus 2025) kurs menguat di Rp16.186. Artinya angka Rp16.000-an adalah pattern yang umum,” ujar Ekonom Indef Eko Listiyanto dalam diskusi publik Indef bertajuk ‘Penerimaan Cekak, Program Unggulan Membengkak?: Tanggapan atas Nota Keuangan RAPBN 2026’ yang digelar secara daring, Sabtu (16/8/2025).

Baca Juga

Eko menilai, harus ada upaya untuk mendorong nilai tukar rupiah untuk bisa kembali menguat ke level di bawah Rp16.000 per dolar AS. Menurutnya, Pemerintah seharusnya bisa melakukan itu. Tetapi, alih-alih demikian, Pemerintah justru dinilai pesimis. 

“Kalau sudah pesimis duluan, tren-nya sekarang baru Rp16.100-an, sudah dipasang Rp16.500, itu juga menurut saya berarti ada hal-hal yang sangat dikhawatirkan Pemerintah, entah gejolak global, penurunan ekspor karena tarif Trump, dan seterusnya. Sehingga harus diupayakan membawa kembali ke bawah Rp16.000,” tegasnya. 

Menurut Eko, pendapat tersebut relevan. Pasalnya, Presiden RI Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan dan nota keuangan RAPB 2026 yang disampaikan pada Jumat (15/8/2025) menyampaikan tentang upaya meningkatkan aliran masuk modal asing/capital flow. Secara otomatis, jika capital flowmeningkat, kurs rupiah juga menguat. 

“Presiden sendiri bilang salah satu yang diungkap terutama di sesi pagi kemarin adalah bagaimana mengupayakan capital inflow dan mencegah terjadinya outflow. Kan nyata sekali dalam pidato-pidatonya, yang dia sebut pengusaha yang berusaha di Indonesia memutar uangnya di Indonesia. Kalau kemudian kita yakin bahwa tahun depan dan tahun-tahun berikutnya semakin banyak orang yang investasi ke kita, dan yang investasi ke kita keuntungannya juga diputar di Indonesia, bukan direpatriasi ke luar negeri, ya harus terlihat juga dari indikator nilai tukar,” terangnya. 

Jika Prabowo menyampaikan langkah Pemerintah jelas akan mengupayakan peningkatan aliran masuk modal asing, maka menjadi kontradiktif target nilai kurs rupiah justru melesu. 

“Teknoratisnya, kalau banyak modal diputar di Indonesia, ya rupiah akan menguat. Tapi angka rata-rata rupiah Rp16.100 per dolar AS, tapi di RAPBN di-setting Rp16.500, ini tanda-tanda mengkhawatirkan, bukan menguat,” tegasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement