Selasa 19 Aug 2025 14:55 WIB

Tantangan Utama LAZ, Literasi Zakat Masih Rendah 

Sektor filantropi Islam di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Zakat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sektor filantropi Islam di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari rendahnya literasi zakat hingga isu sumber daya manusia (SDM). Hal disampaikan Ketua Bidang Inovasi dan Literasi Forum Zakat (FOZ), Eko Muliansyah dalam diskusi bertema Menakar Kontribusi Filantropi Islam Dalam Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia yang digelar PEBS UI pada Selasa (19/8/2025)

"Kami melihat ada beberapa tantangan-tantangan utama yang kami hadapi di lembaga zakat itu, jadi literasi zakat memang kami rasa masih cukup rendah ya," kata Eko dalam diskusi yang digelar PEBS UI pada Selasa (19/8/2025)

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa banyak orang masih memilih menyalurkan zakat secara langsung kepada mustahik (penerima zakat), karena ingin melihat dana zakat diserahkan secara langsung kepada penerimanya.

Menurut Eko, masyarakat belum sepenuhnya menyadari potensi besar dari pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat (LAZ). Sangat disayangkan masyarakat tidak melihat dana zakat tersebut jika dikelola dan dihimpun dengan baik oleh LAZ, akan lebih berdampak besar hasilnya.

Selain itu, Eko juga menyoroti tantangan internal yang dihadapi lembaga zakat. Setiap LAZ punya core value yang kadang-kadang sama dengan LAZ lain, tapi ada juga core value yang beda dengan LAZ lain. 

"Kemudian posisi-posisi lembaga zakat (LAZ) juga di satu tempat juga ada dua sampai tiga lembaga, itu kelihatan juga ada yang tumpang tindih, tapi justru ini akan menghasilkan titik kolaborasi yang mungkin kalau kita lihat tantangan ini menjadi sebuah peluang," jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement