Kamis 28 Aug 2025 09:13 WIB

DK PBB Serukan Akhiri Penggunaan Kelaparan Sebagai Senjata Perang di Gaza, AS Masih Bela Israel

AS membela kebijakan Israel dan menganggap laporan kelaparan di Gaza palsu.

Aktivis mengambil bagian dalam protes terhadap kelaparan akibat blokade Israel di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 22 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Aktivis mengambil bagian dalam protes terhadap kelaparan akibat blokade Israel di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 22 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Segenap anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan diakhirinya bencana kelaparan di Jalur Gaza dengan segera. Seruan tersebut mendesak Israel untuk menghentikan ekspansi militernya dan melakukan gencatan senjata segera.

Dalam pernyataan bersama mengenai perkembangan di Timur Tengah,  para anggota, kecuali Amerika Serikat, menyuarakan keprihatinan mendalam atas bencana kelaparan yang secara resmi diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza, 

Baca Juga

“Penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional,” tegas pernyataan tersebut, memperingatkan bahwa sekitar 41.000 anak berisiko meninggal dunia akibat malnutrisi, seperti dilaporkan Palestine Chronicle.

Para anggota selanjutnya menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen. Mereka juga meminta pembebasan segera dan tanpa syarat para tawanan Israel yang ditahan oleh Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.

Pembelaan AS

Berbeda dengan suara mayoritas DK PBB, Amerika Serikat membela tindakan Israel. Perwakilan AS menolak apa yang ia sebut sebagai “kebijakan kelaparan palsu” di Gaza. AS bahkan menepis temuan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB. Ia mengatakan badan tersebut tidak lulus uji (kredibilitas dan integritas).

Meski demikian, AS tetap mengakui bahwa kelaparan merupakan masalah serius dan kebutuhan kemanusiaan di Gaza masih mendesak.

photo
Pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Gaza di Markas Besar PBB, New York, 10 Agustus 2025. - ( AP Photo/Stefan Jeremiah)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement