Jumat 19 Sep 2025 15:23 WIB

Buya Anwar: Pertumbuhan 8 Persen Bisa Tercapai jika Didukung Bersama

. Nasabah dan pihak perbankan harus berani untuk merealisasikan rencana usaha.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas. (foto ilustrasi)
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas. (foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua PP Muhammadiyah, Anwar abbas, mengatakan pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai bila didukung secara bersama-sama. Jika terjadi maka  di awal tahun 2026 keadaan ekonomi nasional sudah semakin membaik dan menjanjikan.

Menurut tokoh yang biasa disapa Buya Anwar ini mengaku terkejut dengan pernyataan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae yang menyebut  jumlah fasilitas kredit yang belum ditarik (undisbursed)  oleh nasabah dari dunia perbankan mencapai Rp. 2.304 triliun. “Menurut Dian ediana biasanya realisasinya menjelang akhir tahun,” ungkap Buya Anwar. 

Bila angka sebesar ini bisa direalisasikan, kata Buya Anwar, tentu akan sangat besar artinya terhadap pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Ini akan membuka peluang lapangan kerja yang meningkat dengan tajam. 

“Sehingga pengangguran akan bisa berkurang secara signifikan dan  pendapatan serta daya beli masyarakat secara aggregat tentu akan meningkat. Sehingga diharapkan di awal tahun 2026 keadaan ekonomi nasional sudah semakin membaik dan menjanjikan,” papar Buya Anwar. 

Untuk itu, menurut Buya Anwar hal  yang perlu dilakukan adalah pertama, membuat nasabah dan pihak  perbankan  sama-sama  berani untuk merealisasikan rencana usaha yang sudah mereka buat tersebut. Kedua, pihak pemerintah dan masyarakat juga harus bisa membantu dunia usaha agar mereka yakin usaha mereka akan berhasil. 

Menurut Buya Anwar, perlu ada dialog antara dunia usaha, perbankan,  pemerintah dan masyarakat untuk mengkaji semua hal yang terkait dengan masalah investasi dan perekonomian nasional. 

“Ini agar kita sebagai bangsa secara bersama-sama  dapat mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen yang sudah ditargetkan Presiden Prabowo dan Menkeu Purbaya,” ujarnya.

Diingatkannya, jika pertumbuhan  ekonomi Indonesia hanya stagnan di angka 5 persen  maka akan sangat sulit untuk membuat negeri ini menjadi negara maju sesuai dengan yang  diharapkan dan cita-citakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement