Selasa 30 Sep 2025 16:29 WIB

Taruna Ikrar: BPOM Tempatkan Petugas Pemantau di SPPG

BPOM sudah melatih puluhan ribu sarjana dan petugas pemantau.

Wali siswa mengecek kualitas hidangan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Pejaten Barat 01 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025). SDN Pejaten Barat 01 Pagi mengambil langkah antisipatif dengan melibatkan komite orang tua murid untuk mengawasi proses pendistribusian MBG dari dapur SPPG hingga mengecek kualitas makanan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wali siswa mengecek kualitas hidangan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Pejaten Barat 01 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025). SDN Pejaten Barat 01 Pagi mengambil langkah antisipatif dengan melibatkan komite orang tua murid untuk mengawasi proses pendistribusian MBG dari dapur SPPG hingga mengecek kualitas makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BPOM Prof Taruna Ikrar berkomitmen instansinya mengawal Program Makan Bergizi Gratis dari hulu sampai ke hilir. Taruna mengatakan BPOM menempatkan petugas pemantau di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Kasus siswa keracunan makanan dari Program MBG meledak dalam sebulan terakhir. Pemerintah menetapkan situasi Kasus Luar Biasa, menyusul siswa di Jawa Barat yang keracunan menembus 5.000 anak.

Baca Juga

Akhir pekan kemarin Presiden Prabowo Subianto sepulangnya dari lawatan luar negeri langsung menggelar rapat bersama Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana dan mengeluarkan sejumlah aturan baru yang harus ditaati oleh SPPG. 

Kepada Republika, Kepala BPOM mengatakan sudah melatih puluhan ribu petugas sejak pertengahan tahun lalu. BPOM, kata Taruna, menepatkan orang orang yang telah dilatih oleh 900 trainer dari pegawai BPOM. Sebanyak 30 ribu orang yang dilatih menjadi SPPI (sarjana penggerak pembangunan Indonesia) dan 40 ribu lainnya menjadi penjamah pangan se-Indonesia.

"Kami sedang siaga!" kata Taruna. Dalam rapat koordinasi kemarin, BPOM menegaskan peran sentral dalam menjamin keamanan pangan yang disalurkan melalui MBG. Menurutnya, aspek food safety dan food security harus menjadi pondasi utama agar tujuan program menghadirkan generasi sehat, cerdas, dan kuat benar-benar tercapai.

“BPOM berkomitmen mengawal keamanan pangan MBG mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi, semuanya harus memenuhi standar keamanan dan mutu. Kami juga melakukan pelatihan SDM serta sertifikasi sarana produksi untuk memastikan kualitas tetap terjaga,” tegas Taruna Ikrar.

Lebih lanjut, BPOM bersama pemerintah daerah akan memperkuat mekanisme pengawasan dan tindak lanjut atas setiap potensi kasus keracunan makanan. Sinergi lintas sektor, khususnya dengan dinas kesehatan dan dinas pendidikan di berbagai daerah, menjadi kunci dalam menciptakan penyelenggaraan program yang aman dan efektif.

Rakor ini menjadi momentum penting untuk mempertegas bahwa Program MBG bukan hanya tentang pemenuhan gizi semata, tetapi juga jaminan bahwa setiap anak Indonesia menerima makanan yang aman dikonsumsi.

“Anak-anak adalah aset bangsa. Tanggung jawab kita memastikan mereka mendapatkan makanan yang bukan hanya bergizi, tetapi juga aman. Itulah misi utama BPOM dalam mengawal program MBG,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement