Senin 06 Oct 2025 08:37 WIB

LKMI Nilai Program MBG dapat Penuhi Gizi Seimbang

Menu MBG diharap angkat karakteristik pangan lokal.

Menu MBG (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Menu MBG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO — Ketua Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) Cabang Kota Manado, dr. Lukman Fajar Setyawan, menegaskan pentingnya memastikan bahwa menu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berfokus pada jumlah makanan yang disajikan. Namun juga pada kualitas kandungan gizinya. Menurutnya, keberhasilan program MBG bergantung pada sejauh mana standar gizi seimbang diterapkan secara konsisten di lapangan.

“Dari kacamata medis, pemenuhan gizi seimbang tidak cukup hanya dengan kuantitas makanan, tetapi juga kualitas zat gizi makronutrien dan mikronutrien,” ujar dr. Lukman Fajar Setyawan di Manado, Senin (6/10/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa setiap porsi makanan dalam program MBG perlu memperhatikan variasi protein, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak usia sekolah. Dengan demikian, MBG tidak hanya menjadi kegiatan rutin penyediaan makan siang, melainkan sarana edukasi gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia.

“MBG perlu memastikan variasi protein, vitamin, dan mineral sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak usia sekolah. Akan sangat baik bila menu MBG mengangkat potensi pangan lokal,” tambahnya.

Lebih lanjut, dr. Lukman menyoroti potensi besar pangan lokal Sulawesi Utara yang dapat diintegrasikan dalam pelaksanaan MBG. Ia menilai bahwa daerah ini memiliki sumber daya alam yang kaya dan bergizi tinggi, seperti ikan laut yang menjadi sumber protein berkualitas dengan kandungan asam amino esensial lengkap.

“Di Sulawesi Utara, kita memiliki kekayaan pangan lokal yang luar biasa seperti ikan laut yang tinggi protein, lengkap dengan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Jika potensi lokal ini dioptimalkan dalam MBG, maka program ini bukan hanya memenuhi standar gizi anak sekolah, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, mengangkat budaya kuliner lokal, dan mendukung kemandirian masyarakat Manado serta Sulawesi Utara,” jelasnya.

Menurut dr. Lukman, pemanfaatan bahan pangan lokal juga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Dengan melibatkan petani, nelayan, dan pelaku UMKM dalam rantai penyediaan makanan, MBG akan menciptakan efek ganda yang menguntungkan, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi masyarakat.

Ia berharap pemerintah daerah terus meningkatkan koordinasi dengan ahli gizi, tenaga kesehatan, dan akademisi agar menu MBG di setiap wilayah dapat disesuaikan dengan kebutuhan gizi serta karakteristik pangan lokal.

“Program MBG bisa menjadi gerakan besar membangun generasi sehat sekaligus memberdayakan ekonomi lokal. Kuncinya ada pada perencanaan menu yang cerdas dan pelaksanaan yang berintegritas,” pungkasnya.

Dengan penerapan standar gizi yang tepat dan dukungan kolaboratif berbagai pihak, Program Makan Bergizi Gratis diyakini mampu menjadi fondasi kuat dalam menciptakan generasi muda yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement