REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah aplikasi baru bernama 'Am I Going Down' telah diciptakan Nic Johns dari London Vanilla Pixel. Aplikasi tersebut berfungsi untuk menganalisis keselamatan penerbangan.
Aplikasi 'Am I Going Down' (apakah saya akan jatuh) untuk ponsel pintar ini mampu menghitung dan memberi tahu pengguna seberapa besar peluang pesawat mengalami kecelakaan. Baik itu jatuh, akan menabrak sesuatu dan lainnya.
Aplikasi ini juga sengaja diciptakan untuk menjawab kekhawatiran penumpang. Nic Johns megatakan, mulanya penciptaan aplikasi juga terinspirasi dari istrinya yang kerap merasa khawatir setiap kali melakukan penerbangan.
Oleh karenanya aplikasi ini juga dinilai akan membuat nyaman para penumpang yang menggunakannya. "Aplikasi ini dibuat untuk menenangkan kekhawatiran penumpang," kata Nic seperti dikutip Dailymail, Ahad (1/2).
Aplikasi ini menggunakan statistik perjalanan yang ada untuk menganalisis keselamatan penerbangan. Contoh, jika Anda dalam penerbangan Boeing 777 Cathay Pacific dari Hong Kong ke Los Angeles misalnya, maka ada satu dalam 4.068.434 kemungkinan masalah yang akan dihadapi pesawat.
Boleh dikatakan, jika ingin mengetahui apakah pesawat yang sedang Anda tumpangi sedang dalam bahaya atau tidak, bisa dicek lewat aplikasi ini.
Lebih dari 10 juta rute perjalanan telah dianalisis melalui data dari beberapa sumber untuk pengembangan aplikasi ini. Seperti dari Arsip Biro Kecelakaan Pesawat, Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat dan Organisasi Penerbangan Sipil.
"Saya kemudian menggabungkan volume penerbangan," lanjut Johns.
Tidak dipungkiri, pengembangan aplikasi ini juga diakui Johns sedikit berkaca pada insiden Air Asia QZ8501 beberapa waktu silam. Namun Johns menjelaskan bahwa aplikasi ini sebetulnya sudah digarap serta diajukan pada pihak Apple dua minggu sebelum tragedi Air Asia.
Adapun untuk sementara aplikasi 'Am I Going Down' ini sudah tersedia di i-Tunes dan dapat diakses ponsel pintar yaitu iPhone, iPad dan iPod Touch. Sedangkan untuk versi Android juga dimungkinkan akan dibuat di masa yang akan datang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika