REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Telkom mendukung pemerintah untuk melahirkan 1.000 technopreneurs sampai 2020. Guna mendukung target itu, Telkom mengembangkan program Indigo Creative Nation (indigo.id) untuk melahirkan technopreneur dan mengembangkan startup di Tanah Air.
Indigo Creative Nation terinspirasi dari Silicon Valley yang menyebarkan semangat kolaborasi dan berbagi yang berasal dari komunitas untuk komunitas. Penyempurnaan pembinaan perusahaan rintisan (start-up) melalui indigo.id diharapkan makin banyak technopreneur baru yang memiliki semangat membangun perusahaan digital sehingga jangka panjangnya bisa mendorong kemajuan ekonomi digital di Indonesia
“Kendala yang dialami startup selama ini adalah soal inovasi, bisnis, dan teknis. Selain itu, pengembangan start-up tidak bisa instan. Tugas Telkom adalah mengantarkan start-up menuju jembatan kesuksesan,” ujar Ery Punta Hendraswara, deputy EGM Coherence & Innovation Management, Digital Service Division PT Telkom.
Untuk mewujudkan target itu, Telkom kembali membuka Indigo Creative Nation (indigo.id) yang mengusung tema, "Building Strong Indonesia Digitalpreneuer with Disruptive Mindset". ''Startup yang tertarik untuk bergabung di program Indigo bisa mendaftarkan start-up-nya kapan saja sepanjang 2016,'' kata Ery.
Program serupa telah dikembangkan tahun 2015. Pada 2015, Telkom bersama MDI (Metra Digital Inovasi) mengembangkan program inkubasi start-up dengan sillicon valley mindset. Dalam ajang ini, start-up yang berpartisipasi dapat bekerja sama dengan seluruh perusahaan di Telkom Group, bahkan memasuki pasar global melalui representatif Telkom Group International Office di 10 negara.
Ada enam kategori produk yang dapat dipilih oleh start-up, yaitu City & Goverment Solution, Business Solution, Home Solution, Commerce, Personal Apps, dan Social Media & Community.
Start-up yang terpilih, mendapat dukungan inkubasi selama tujuh bulan dan mendapatkan berbagai fasilitas, seperti akses pasar melalui channel pemasaran Telkom, pendampingan bisnis dan teknis oleh para mentor, serta pendanaan hingga Rp 250 juta per start-up. Selanjutnya, pendanaan itu memiliki opsi pendanaan lanjutan hingga Rp 2 miliar bagi start-up yang masuk ke tahap akselerasi.