Selasa 21 Feb 2017 14:11 WIB

Ilmuwan Menilai Aplikasi Kesehatan tidak Punya Efek

Rep: Wilda fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Jalan Kaki (Ilustrasi)
Jalan Kaki (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa orang berusaha agar kesehatannya tetap terjaga yang salah satunya dengan menggunakan aplikasi. Sejumlah aplikasi itu bahkan mengklaim telah dimanfaatkan banyak orang dan telah teruji. Namun nyatanya penilaian itu berbeda dengan pendapat para ahli.

Sejumlah peneliti menilai, aplikasi kesehatan yang tersedia di gawai pintar tidak memiliki efek signifikan pada kesehatan. Seperti aplikasi fitness yang lebih berbahaya karena tidak membuat seseorang berolahraga tapi hanya memaksa orang untuk fokus pada tujuan ambisius yang pada dasarnya tidak akan pernah tercapai.

Ilmuwan dari Universitas John Hopkins Amerika Serikat, Dr Greg Hager mengatakan, sangat sedikit yang memiliki bukti ilmiah di antara 165 ribu aplikasi kesehatan. Padahal, dia melanjutkan, aplikasi itu sudah diunduh jutaan orang yang ingin memperbaiki kesehatannya. Dari sejumlah aplikasi, Hager menyebut, salah satu aplikasi yang membuat seseorang harus mengambil 10 ribu langkah dalam sehari.

“Kenapa 10 ribu langkah itu penting? Apa efeknya dengan langkah itu?” ujar Hager, dilansir Independent, Selasa (21/2).

Setelah ditelisik, konsep 10 ribu langkah itu bermula dari kebiasaan masyarakat Jepang pada 1960.  Rata-rata orang Jepang mengambil 10.000 langkah sehari sehingga dapat membakar sekitar 3.000 kalori. Namun sayangnya, Hager kurang menyetujui hal ini.

"Kita semua tahu bahwa mungkin semakin Anda berolahraga, maka akan semakin baik untuk Anda. Tapi jika Anda tua atau lemah, maka ini tidak akan menjadi baik untuk Anda,” tambah dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement