REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebuah perusahaan startup asal Korea Selatan, Dot menciptakan jam pintar braille atau Braille Smartwatch yang sangat membantu penderita tunanetra untuk menerima informasi secara real time. Penggunanya bisa membaca pesan teks dari ponsel mereka secara langsung, membaca e-paper, bahkan belajar huruf braille.
Dot melihat peluang pasar ini ketika menyadari bahwa tak banyak produk inovatif tersedia untuk kaum tunanetra. Jika pun ada yang mirip, maka harganya sangat mahal, mencapai ribuan dolar AS. Dot mengklaim ini adalah jam pintar perdana yang menggunakan teknlogi haptic.
Sebanyak 24 pin aktif tersebar di permukaan jam ini dalam empat sel berbeda. Ini memungkinkan jam tersebut bisa menampilkan empat karakter huruf braille dalam satu waktu.
Jam ini bisa terhubung ke perangkat bluetooth dalam ponsel pintar si pemilik. Jam ini kemudian akan mengaplikasikan pesan teks di ponsel ke dalam huruf braille melalui bluetooth tadi. Pengguna pun bisa menerima informasi langsung dengan ujung jari mereka.
"Teks braille di jam pintar ini secara otomatis bergeser ketika digerakkan oleh penggunanya," kata juru bicara Dot, Daniel Koh, dilansir dari Gizmag, Senin (10/8).
Koh mengatakan perusahaannya akan mengembangkan lebih banyak fitur untuk jam pintar ini. Mereka akan menambahkan lebih banyak tombol fungsi untuk menawarkan pengalaman belajar braille yang komprehensif.
Pembuatnya bahkan berencana mengintegrasikan teknologi inti braille ke ATM dan pusat informasi di tempat-tempat umum. Misalnya, ada modul yang diinstal ke dalam kereta sehingga pengguna bisa mengetahui di stasiun mana mereka saat ini berada. Pengunjung tunanetra juga bisa mengetahui bagaimana cara mereka menuju toilet yang benar, berdasarkan peruntukannya, laki-laki dan perempuan.
"Hanya lima persen kaum tunanetra di dunia yang bisa menikmati perangkat display braille yang refreshable karena terkendala masalah teknologi dan harganya yang mahal," ujar Koh.
Dengan teknologi jam pintar braille ini, Koh mengatakan perusahaannya mencoba mengurangi diskriminasi terhadap orang-orang buta yang terkendala aksesibilitas informasi. Perusahaan berencana memproduksi tiga ribu unit jam pintar braille ini di Amerika Serikat (AS) dengan harga di bawah tiga ratus dolar AS atau di bawah empat juta rupiah. Setelah di AS, produk ini rencananya akan dipasarkan secara global.