REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) adalah perusahaan anak bangsa yang mengembangkan teknologi antisadap untuk berbagai alat komunikasi. Salah satu produk ICK yang penting untuk mengamankan perairan Nusantara adalah RadioGuard.
Alat canggih ini dipamerkan dalam eksibisi di International Maritime Security Symposium di Nusa Dua, Bali, 23-26 Agustus 2017. RadioGuard adalah modul radio komunikasi antisadap yang dirancang untuk instalasi plug-in sederhana.
Modul ini dapat digunakan untuk sebagian besar merek radio komunikasi yang beredar di pasaran. RadioGuard dilengkapi sistem enkripsi kuar berstandar militer dan dapat digunakan ke berbagai bentuk frekuensi, seperti HF, VHF, dann UHF.
Direktur Teknologi ICK, Dahniar Wisnu Paramita mengatakan saat ini banyak kasus pencurian ikan (illegal fishing) di perairan Nusantara. Aparat yang berusaha mengejar kapal pencuri di laut sering kecolongan karena kapal pencuri kabur seakan informasi pengejaran bocor.
"Mengapa bisa terjadi? Karena si pencuri ikan juga menggunakan perangkat yang bisa mendengarkan komunikasi aparat kita di frekuensi yang sama," kata Dahniar kepada Republika, Jumat (25/8).
RadioGuard, kata Dahniar perlu dimiliki Angkatan Laut (AL) Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengingat fungsinya penting. Aparat bisa pindah ke jalur frekuensi yang tidak bisa disadap atau disusupi pengguna lain.
Proses instalasi RadioGuard sangat mudah. Algoritma enkripsinya kuat dan bekerja sempurna melalui repeater radio.
"Jika ada salah satu HT yang hilang, maka bisa dilakukan pemograman ulang melalui udara atau Over the Air Rekeying (OTAR)," kata Dahniar.
RadioGuard produksi lokal ini ada yang berupa handy talkie (HT) dan modul. AL TNI bisa menggunakan versi modul mengingat sebagian besar mereka sudah punya HT sendiri.
RadioGuard sudah pernah digunakan kontingen Indonesia pada Olimpiade di London beberapa tahun lalu. Alat canggih ini sudah terjual di dalam dan luar negeri lebih dari empat ribu unit.