REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelajaran sains seperti fisika kerap menjadi mata pelajaran yang ditakuti siswa sekolah. Namun, dengan praktik yang dikemas menarik, fisika dapat menggugah anak-anak untuk tidak mudah putus asa. Melalui praktikum para siswa bisa belajar teori-teori yang ada di buku dengan lebih mudah.
Pengajar sains Klinik Pendidikan MIPA Ina Ana Khoeriah dan Febie Leona Tiffany, mengajarkan 3 teori sains melalui 3 praktik dalam kegiatan 'Fun Science and Math' di gedung Republika, Sabtu (25/8).
Dalam sesi sains, mereka mengajarkan teori tersebut dengan tema 'Wonderful Science inside Balloon' yang menggunakan balon sebagai sarana utama praktik. Pada praktikum yang pertama, peserta diminta memutar balon yang sudah ditiup dan terdapat cincin berbentuk heksagonal di dalamnya. Setelah balon berhenti diputar, cincin itu tetap berputar dan mengeluarkan suara seperti lalat.
"Sebenarnya suara itu hasil dari gesekan antara cincin dengan permukaan balon," kata Ina.
Praktik yang kedua, peserta diajak melakukan percobaan reaksi kimia antara minuman soda dengan garam. Awalnya, balon lebih dulu diisi garam secukupnya. Kemudian balon ditambatkan di atas mulut botol soda. Garam yang otomatis jatuh ke dalam botol dan menyatu dengan minuman soda akan menyebabkan balon mengembang dengan sendirinya.
Balon yang mengembang, ternyata berasal dari gas karbon dioksida yang otomatis naik ke atas dan mengisi ruang balon menjadi lebih besar. "Hal itu disebabkan oleh reaksi dari garam dengan senyawa NaCl dan minuman soda yang mengandung karbon dioksida (CO2), dan botol tidak dikocok sama sekali," ungkap Ina.
Dalam praktik ketiga, peserta diajarkan teori tentang listrik statis. Balon yang sudah terkembang, digosok-gosokan ke rambut di kepala masing-masing peserta. Setelah beberapa saat digosokan, maka rambut peserta akan tertarik dengan balon yang diangkat.
"Listrik positif dan negatif yang dihasilkan dari gosokan membuat rambut dapat menempel dengan balon itu," ucap Ina.
Praktikum tersebut, lanjut Ina, mengajarkan teori putaran sentrifugal melalui balon yang diputar, reaksi kimia dengan balon dan minuman soda, serta teori listrik statis antara rambut dengan balon.
"Selain itu, peserta juga diajak merasakan proses terwujudnya sebuah teori sains. Dalam banyak percobaan, saintis sering mengalami kegagalan. Di sana letak kegigihan saintis untuk terus mencoba demi mendapat satu hipotesis," ujarnya.