Jumat 09 Mar 2012 13:31 WIB

RI Peringkat Tiga Penghasil Spam

Logo No Spam
Logo No Spam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia menduduki peringkat tiga dalam daftar negara penghasil utama spam di dunia selama 2011, setelah India dan Brazil, kata perusahaan keamanan komputer Kasperky.

Sebuah perubahan besar, karena Indonesia semula berada pada peringkat 16 dan Brazil peringkat lima, sementara Amerika Serikat yang pada 2010 berada di peringkat pertama, kini tidak masuk peringkat.

"Namun secara regional tidak terlihat adanya perubahan signifikan. Asia, Amerika Latin, dan Eropa Timur masih menjadi penghasil utama junk mail yang masuk ke inbox pengguna Internet," kata Kasperky Lab melaporkan statistik spam dan malware 2011.

Setelah mengalami peningkatan tajam pada kisaran 85,2 persen pada 2009, porsi junk mail turun menjadi 80,26 persen dari keseluruhan pengiriman email pada 2011.

Dari sisi jumlah, menurut Kasperky, jumlah spam pada 2011 lebih sedikit, namun dari sudut risiko lebih berbahaya.

Presentase spam dengan lampiran (sisipan) berbahaya meningkat lebih dari 1,5 kali dibandingkan 2010 dan mencapai 3,8 persen dari seluruh pengiriman surat elektronik.

Para penyebar di balik spam jenis ini rajin menggunakan rekayasa sosial. Spam mereka bisa menyerupai pemberitahuan resmi dari badan pemerintah atau layanan online, menarik pengguna dengan penawaran khusus atau mengancam akan menutup akses beberapa akun online.

Satu hal yang paling menonjol di tahun 2011, kata Kasperky, kemunculan spear phising, yaitu spam dengan target terpilih, di mana para penipu memfokuskan pada kelompok pengguna yang sudah dipilih sebelumnya.

Tujuan utamanya, mencuri detil login pengguna dan mendapatkan akses atas layana online, perbankan online, atau mencuri informasi rahasia.

Kasperky mencatat, tautan-tautan yang paling berpotensi menyebarkan tautan berbahaya di antaranya situs hiburan seperti YouTube. Kasperky menemukan banyak tautan-tautan meragukan pada situs-situs dengan akses terbuka.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement