REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Cina telah menutup sekitar 42 laman dan menghapus lebih dari 210 ribu "posting" dalam jaringan sejak pertengahan Maret dalam program pemberantasan "rumor di internet", kata media negara, Kamis, ditengah-tengah meluasnya skandal politik.
Kabar itu, yang diumumkan oleh kantor berita resmi Xinhua dalam sebuah laporan singkat, muncul saat Cina diguncang oleh krisis politik terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan penghentian seorang pemimpin utama dan penahanan istrinya atas tuduhan pembunuhan, lapor AFP.
Awal pekan ini, Xinhua mengeluarkan dua pengumuman mengejutkan bahwa Bo Xilai diberhentikan sementara dari posisinya di Politbiro berpengaruh Partai Komunis sementara istrinya Gu Kailai tengah diselidiki atas keterlibatannya pada kasus pembunuhan warga negara Inggris Neil Heywood.
Berita itu muncul hanya satu bulan setelah Bo - yang pernah berada di posisi puncak kekuasaan - dipecat dari jabatannya sebagai ketua partai dari kota metropolitan di barat daya, Chongqing, yang mengejutkan seluruh rakyat China.
Pemecatannya tersiar keluar oleh karena perpecahan yang mendalam dalam partai - yang biasanya sangat suka mempertahankan tradisi persatuannya - dan berbagai rumor mulai muncul dalam jaringan terkait perang antar fraksi dan bahkan tentang kudeta militer di Beijing.
Pihak berwenang bereaksi cepat dan meluncurkan tindakan keras di internet, yang sejauh ini telah mengakibatkan penutupan dalam jaringan dan penghapusan komentar-komentar. Enam orang juga telah ditangkap terkait dengan hal itu.
Cina mengoperasikan sistem sensor besar dalam jaringan dalam upaya untuk memblokir informasi yang dianggap sensitif, namun popularitas besar jaringan mikroblogs telah menimbulkan tantangan besar karena informasi-informasi ditayangkan ulang sebelum dihapus oleh sensor.