REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anak-anak berusia sekitar 11 tahun di dunia saat ini telah pandai memecahkan kode komputer untuk meretas akun situs permainan dan jejaring sosial. Hal itu merupakan temuan perusahaan antivirus AVG.
Perusahaan itu menemukan program yang dibuat anak-anak untuk mencari data virtual. Dalam sebuah kasus, peneliti menemukan data identitas salah satu anak di Kanada. Perusahaan tersebut mengatakan anak-anak harus dididik tentang apa yang benar dan tidak mengenai bahasa pemrograman.
"Saat ini, lebih banyak sekolah yang mendidik orang untuk pemrograman sejak dini, sebelum mereka dewasa dan memahami apa yang mereka lakukan," ungkap Kepala Kantor Teknologi di AVG, Yuval Ben-Itzhak seperti dikutip BBC, Sabtu (9/2).
Para peneliti menemukan banyak contoh program yang menarget situs permainan populer. Program itu dibuat anak-anak dengan bahasa program yang karakteristiknya sama.
Sebagian besar program itu ditulis menggunakan bahasa 'coding' dasar seperti visual 'basic' dan 'C#' dan ditulis dengan cara yang salah. Para peretas profesional tidak mungkin mencantumkan banyak data asli dalam kode tersebut.
Tim memeriksa contoh tertentu dari kode yang menyamar sebagai program untuk meretas dalam permainan 'Runescape.' Permainan online tersebut mendapat 200 juta pengguna. Program bernama 'Runescape Gold Hack', menjanjikan para pemain mendapat poin untuk digunakan dalam permainan, tapi program itu sebenarnya mencuri data.
"Kami menemukan program itu mencoba mencuri data dan mengirimkannya ke alamat email tertentu," ungkap Ben-Itzhak.
Dalam kode program itu tercantum alamat email dan 'password' yang tidak mungkin diberikan peretas profesional. Email itu ternyata milik seorang anak berusia 11 tahun di Kanada.
Banyak sekolah saat ini mengajari anak-anak untuk belajar pemrograman, bukan lagi penggunaan komputer. Di Inggris, sejumlah sekolah bahkan memiliki program khusus yang mengajari anak-anak pemrograman dan didukung perusahaan seperti Google dan Microsoft.