REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter mengklaim data pribadi penggunanya aman alias tak terjamah pascaperetasan yang diklaim dilakukan Electronic Syrian Army (SEA) atau Tentara Elektronik Suriah, Selasa (28/8).
Seperti dilansir, Cnet, kelompok peretas pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad itu mengklaim telah mengambil alih Twitter pada Selasa.
Twitter dengan cepat menanggapi kabar serangan tersebut. Situs mikroblogging itu memastikan satu-satunya yang terganggu akibat serangan itu adalah kemampuan pengguna untuk melihat gambar.
"Pada 20.48 UTC, penyedia DNS kami mengalami masalah dimana sejumlah data DNS milik beberapa organisasi dimodifikasi, termasuk salah satu domain milik Twitter yang digunakan untuk menyediakan layanan gambar, twimg.com. Kemampuan melihat gambar dan foto terpengaruh secara sporadis," demikian pernyataan resmi Twitter seperti dikutip Cnet., Selasa (27/8) waktu setempat.
"Pada 22.29 UTC, domain asli untuk twimg.com dipulihkan. Tidak ada data pribadi pengguna yang diutak-atik dalam insiden ini."
Saat serangan terjadi, pengguna yang mengakses situs Twitter menemukan tampilan gambar dan tautan gambar yang rusak. Gangguan ini tidak ikut dialami pengguna ponsel maupun perangkat mobile lain.
Modus serangan SEA dilaporkan menyasar pada penyedia hosting DNS (Domain Name Server) atau pencatat domain, Melbourne IT. Melalui penyedia hosting DNS yang sama, pada Selasa, SEA juga mengklaim berhasil menyerang sejumlah domain, termasuk milik situs New York Times dan Huffington Post.