REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei terbaru 2017 terhadap penetrasi internet di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, APJII melihat internet sudah mulai 'membumi' di tanah air. Pertumbuhan penetrasi internet hanya naik delapan persen.
"Pertumbuhannya tak lagi besar, masyarakat sudah banyak mengadopsi internet," ujar Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono dalam acara konferensi pers Survei Penetrasi Internet APJII 2017 di Jakarta, beberapa waktu lalu. Pada 2016 total penetrasi internet mencapai 132,7 juta pengguna, sementara tahun lalu sebanyak 143,26 juta pengguna.
Henri mengatakan, survei kali ini melibatkan 2.500 responden yang berasal dari enam pulau dengan tiga karakter wilayah, yakni terpencil, kota dan kabupaten, serta provinsi. Berdasarkan survei, penetrasi di wilayah urban sudah mencapai 72,41 persen, menyusul urban rural 49,49 persen, dan rural sebesar 48,25 persen.
Langkah memperluas penetrasi akan dilakukan APJII dengan membangun ekosistem fiber optik untuk 60 juuta rumah di Indonesia. Kemudian anggota APJII siap menyeimbangkan penetrasi internet yang saat ini sekitar 70 persen dari jumlah populasi Indonesia. "Kami siap masuk ke wilayah terpencil, serta kota dan kabupaten," jelas Henri.