REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan akan merampungkan kebijakan 5G tahun ini. "Tahun ini harus sudah keluar kebijakannya karena kita mengikuti standar internasional," kata Menkominfo Rudiantara usai peluncuran data center kedua Alibaba Cloud di Jakarta, Rabu (9/1).
Rudiantara mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan alokasi frekuensi 5G yang akan disesuaikan dengan standar internasional. "Ada beberapa alternatif di tahun ini, tapi kita akan mengikuti standar internasional," ujar dia.
Rudiantara menjelaskan 5G di Indonesia ditujukan untuk konsumen dan industri. Namun, dia melihat jaringan 5G akan lebih dulu digunakan di industri.
"Karena di Indonesia industri itu melihatnya secara bisnis, karena teknologi ini relatif lebih mahal. Kalau mereka mendapatkan efisiensi, industri akan ambil," kata Rudiantara.
Dia juga mengaku telah berbicara dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto terkait penggunaan 5G di ranah industri. Namun, penggunaan 5G dinilai masih terlalu mahal untuk konsumen.
"Kita kan sekarang 4G kecepatannya katakanlah 7 MB kalau yang 5G bisa 100-200 MB, kan 15 kali kecepatannya, mau nggak kita bayar 15 kali? Nggak kan? Jadi harus ada perhitungan model bisnis, dan itu tergantung economic cost skill," ujar dia.
"Kalau cuma membangun infrastruktur 5G hanya di sedikit tempat akan jadi mahal, jadi skala ekonomi akan berlaku," kata dia.
Tahun lalu, sejumlah operator, yaitu Telkomsel dan XL telah melakukan uji coba di luar ruangan menggunakan frekuensi 28 GHz. Telkomsel melakukan uji coba indoor dan outdoor frekuensi saat Asian Games 2018, sementara XL melakukan uji coba 5G di kawasan wisata Kota Tua dengan implementasi kota cerdas untuk mengautomatisasi pengelolaan air, tong sampah, monitoring kota, hingga berbagi sepeda.