REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Maskapai penerbangan KLM India menghapus cicitan Twitter tentang risiko kematian di pesawat. Hal itu dilakukan setelah warganet memprotes status maskapai mengenai kursi yang paling rentan membuat penumpang tewas jika terjadi kecelakaan.
"Kami meminta maaf untuk perbaruan status terkini. Unggahan itu berdasarkan fakta tentang penerbangan yang dipublikasikan meluas dan bukan merupakan opini KLM. Tulisan tidak pernah bermaksud menyakiti perasaan siapapun dan telah kami hapus," tulis KLM.
KLM India mengunggah status yang dipermasalahkan pada 17 Juli 2019 pukul 02:26 dini hari waktu setempat dan dihapus 12 jam setelahnya. Penghapusan status disertai cicitan berisi permintaan maaf dan janji untuk memperbaiki pelayanan.
"Berdasarkan data dari studi Time, tingkat risiko fatal kursi di bagian tengah pesawat adalah yang paling tinggi. Sementara itu, kursi bagian depan lebih rendah fatalitasnya dan risiko yang paling kecil ada di baris ketiga," demikian bunyi status tersebut.
Status memuat tagar berbunyi #TuesdayTrivia, #Aircraft, dan #Facts, merepresentasikan bahwa maskapai hanya ingin berbagi informasi statistik. Ada gambar kursi pesawat dengan kalimat "Kursi belakang pesawat adalah yang paling aman!".
Informasi tersebut senada dengan isi artikel yang dipublikasikan majalah Time pada 2015. Publikasi beberapa tahun silam itu mengulas analisis mengenai kemungkinan serta kans penumpang bisa tewas apabila terjadi kecelakaan.
Menurut Time, penumpang yang duduk di tiga baris kursi belakang pesawat memiliki tingkat fatalitas 32 persen. Penumpang di kursi tengah memiliki kans mengalami kematian sebesar 39 persen dan di tiga baris bangku depan sebesar 38 persen.
Bagaimanapun, pengguna media sosial dengan cepat merespons serta menganggap cicitan KLM India sangat tidak pantas diunggah. Salah satunya menuding si pembuat cicitan memiliki selera buruk dan tidak didasarkan pada data yang cukup.
Bahkan, warganet dari Amsterdam, Belanda, mempertanyakan kredibilitas tim media sosial KLM dan meragukan akan kembali menggunakan jasa maskapai. Ada pula pelanggan KLM yang malah mengungkit kebijakan lain maskapai.
"Pertama, ibu menyusui dilarang menyusui bayinya di penerbangan Anda, kemudian sekarang Anda memberi tahu kami di mana kami akan mati di pesawat saat kecelakaan," tulis seorang warganet, dikutip dari laman Irish Mirror.
Meski begitu, ada juga warganet yang berpendapat lain. Sebagian menganggap tidak ada yang salah dengan cicitan. Status KLM India hanya membagikan informasi wajar alih-alih 'mendoakan' terjadinya kecelakaan.