Selasa 17 Nov 2015 14:19 WIB

Ilmuwan Temukan Bukti Sarang Lebah Ada Sejak 7000 SM

Rep: c07/ Red: Dwi Murdaningsih
Sarang lebah (ilustrasi)
Sarang lebah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRISTOL -- Manusia diduga telah memanfaatkan madu dari lebah sejak ribuan tahun yang lalu. Meskipun gambar Mesir dan seni cadas menggambarkan perlebahan kuno, namun belum ada bukti yang kuat terkait hal tersebut. Para peneliti dari University of Bristol di Inggris telah menganalisis tembikar dari lebih dari 6.400 kapal prasejarah, dan menemukan bukti petani di  Turki menggunakan lilin lebah sejak 7000 SM. Diduga pertanian tersebut telah membuka jalan bagi koloni lebah.

"Sekarang kita tahu bahwa sarang lebah digunakan terus menerus dari 7000 SM, mungkin sebagai bagian integral dalam alat yang berbeda, dalam ritual, kosmetik, obat-obatan, sebagai bahan bakar atau untuk membuat wadah tahan air," kata salah satu peneliti, Alfonso Alday dikutip dari Science Alert, Senin (16/11).

Penelitian sebelumnya juga telah menemukan sisa-sisa sarang lebah di kapal besar yang diyakini sarang awal. Penemuan tersebut pun dikumpulkan dan dilakukan penelitian dalam studi tidak hanya untuk ragam kegunaan, tetapi karena lipid yang merupakan bisa tahan terhadap degradasi, yang berarti bahwa jejak sarang lebah dapat ditemukan di situs arkeologi ribuan tahun kemudian.

Para peneliti mencari jejak sarang lebah pada berbagai tembikar dari berbagai daerah dan periode waktu, tim pun mampu menciptakan periode waktu penggunaan sarang lebah di seluruh Eropa, Asia timur, dan utara Afrika.

Setelah penggunaan pertama di Turki di wilayah yang dikenal sebagai Anatoli, penggunaan sarang lebah tampaknya telah menyebar melalui laut dengan muncul di tembikar Mediterania sekitar 1.500 tahun kemudian di 5000 SM, madu juga ditemukan sering dicampur dengan lemak ruminansia.

Para peneliti pun menemukan bukti sarang lebah di Yunani pada tahun 4900-4500 SM,  kemudian di Rumania dari 5500 dan 5200 SM dan seterusnya, dan di Serbia 5300-4600 SM.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement