Jumat 11 Dec 2015 11:40 WIB

Ilmuwan Sebut Permukaan Laut akan Naik Satu Meter

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
 Perubahan Iklim
Foto: Reuters
Perubahan Iklim

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Para ilmuwan memperkirakan permukaan laut akan meningkat abad ini, sehingga beberapa kota besar di dunia akan lebih 'berair'. Sebagian besar wilayah kemungkinan lebih sering mengalami banjir, badai, hingga cuaca tak terduga.

Kota-kota pelabuhan harus mulai berbenah untuk mengadapi kemungkinan ini. Sebagian besar imbas akan terasa di Asia karena faktor ekonomi dan standar hidup penduduknya. Jutaan orang miskin hidup di wilayah tak layak dan minim perlindungan.

Para ilmuwan sepakat bahwa permukaan laut akan naik sekitar satu meter abad ini. Beberapa ilmuwan memprediksi angkanya mencapai enam meter. Seberapa perubahan itu akan bergantung pada kesepakatan konferensi COP21 di Paris.

Teknologi Energi Terbarukan Jadi Benang Merah di KTT Perubahan Iklim

Beberapa kota harus beradaptasi dengan cepat untuk mengurus investor dan penduduknya. Mereka yang tidak bersiap berisiko jadi tempat miskin karena rendah investasi. "Ini sulit untuk bisnis dan masyarakat untuk memahami apa yang sedang terjadi," kata analis perubahan cuaca Verisk Maplecroft, Richard Hewston.

Menurutnya, baru beberapa pemerintahan yang menyadari risiko perubahan cuaca pada investasi. Menurut jurnal Nature, kerugian global karena banjir di kota-kota pelabuhan mencapai rata-rata enam miliar dolar AS per tahunnya. Angkanya bisa bertambah jadi 52 miliar dolar per tahun pada 2050.

Asia menjadi benua paling rentan karena ratusan juta orang hidup di bawah kemiskinan. Dalam satu dekade, ada sekitar 37 kota besar dengan populasi lebih dari 10 juta orang. Sebanyak 21 di antaranya ada di Asia.

Ibu kota Bangladesh, Dhaka, menjadi salah satu daerah terkumuh yang jutaan orang miskin di sana harus mengungsi jika rumah mereka terendam. Selain itu, Mumbai juga memiliki 2,8 juta orang yang hidup di bawah kekumuhan.

"Ada banyak anak-anak di sana, kadang ketika rumah diterjang gelombang dan rusak, dinding roboh, dan semua barang hanyut. Tapi, kami tak punya pilihan selain tinggal tetap di sini," kata salah satu penduduk yang tinggal di tempat kumuh Dharavi, Mumbai, Bacchar Singh.

berita sains lainnya:

Ilmuwan Sebut Pisang Terancam Punah

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Energi Listrik dari Alga

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement